Korbankan Ribuan Hewan, Ritual Gadhimai di Nepal Tuai Banyak Protes, Begini Alasannya

Pada hari pertama, festival memotong lebih dari 6.000 ekor kerbau dan sedikitnya 100 ribu kambing disembelih.

Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Korbankan Ribuan Hewan, Ritual Gadhimai di Nepal Tuai Banyak Protes, Begini Alasannya
ILUSTRASI
Kerbau

POS-KUPANG.COM-- Ritual Gadhimai merupakan sebuah acara pengorbanan lebih dari 250 ribu hewan ternak.

Ritual ini diselenggarakan di Nepal, sebuah negara Hindu yang konon memang memiliki tradisi yang sangat kuat.

Satu yang terkenal dari negara tersebut, selain pisau kukrinya yang konon harus "meminum darah" ketika dicabut dari sarungnya, adalah Gadhimai.

Jagal yang mengeksekusi Kerbau
Jagal yang mengeksekusi Kerbau ((Highlowrangers))

 Gadhimai merupakan ritual keagamaan yang dilaksanakan lima tahun sekali di Kuil Gadhimai, yang terletak di Bariyarpur, Nepal, yang berbatasan dengan India.

Ketika ritual tersebut digelar para pemeluk Hindu berduyun-duyun datang ke kuil tersebut, dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dari ritual tersebut.

Gadhimai
Gadhimai (Daily Mail)

Pada hari pertama, festival memotong lebih dari 6.000 ekor kerbau dan sedikitnya 100 ribu kambing disembelih.

Itu belum hari-hari setelahnya.

Hal ini memang hal yang lumrah di negara tersebut, mengingat 80 persen penduduknya beragama Hindu atau sekitar 27 juta jiwa.

Pada saat acara tersebut berlangsung pemerintah setempat juga menurunkan kepolisian untuk memastikan tidak ada bentrokan antar aktivis penganut.

Para pemuja kepercayaan percaya jika pengorbanan hewan tersebut akan mendatangkan keberuntungan setelah Dewi Gadhimai terpuasakan.

Ritual tersebut dimulai pada pagi hari dengan ditandai pengorbanan lima hewan terdiri dari tikus, kambing, ayam jantan, babi, dan burung dara.

Lalu, ribuan hewan digiring menuju lapangan untuk dibantai, setidaknya 6.000 kerbau dan ribuan kambing dibawa ke tempat tersebut dipenggal kepalanya.

Setelah dipenggal, kepala hewan-hewan tersebut dikubur dan bagian kulit akan dijual ke pengrajin.

Meski sudah menjadi tradisi dan dilakukan turun temurun tradisi ini mendapat kecaman dari banyak pihak, satunya organisasi hak-hak hewan, PETA, bahkan mereka meminta untuk menghentikan ritual tersebut.

Bahkan dalam aksinya PETA menyuarakan kampanye untuk menghentikan pembantaian massal tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved