Jual Muntahan Ikan Paus, 5 Orang ini Nasibnya Berubah. Harganya Capai Rp 3.3 miliar!

Muntahan ini berasal dari paus kepala kotak (Physeter macrocephalus). Bentuk dan teksturnya seperti bongkahan lilin.

Penulis: Eflin Rote | Editor: Eflin Rote

POS-KUPANG.COM - Seorang nelayan di Kelurahan Oeba, Kecamatan Kota Lama Kota Kupang dikabarkan mendapat muntahan Paus (Ambergis).

Namun barang bernilai ekonomis tinggi tersebut telah disita Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT.

Dilansir dari Bobo.grid.id, muntahan ini berasal dari paus kepala kotak (Physeter macrocephalus). Bentuk dan teksturnya seperti bongkahan lilin.

Baca: GIGI Band Siap Konser di Kupang

Baca: Harga Lahan Reservoar Dibarter Jadi Pegawai PDAM Sikka

Baca: Hamili Anak Di Bawah Umur, Pria Sumba Timur ini Malah Minta Tes DNA. Hasilnya Mengejutkan

Meski namanya muntahan, zat ini sebenarnya tidak keluar dari mulut paus. Zat yang mulanya menumpuk di dalam usus paus ini dikeluarkan dari saluran pembuangan kotorannya.

Paus kepala kotak sangat jarang mengeluarkan muntahan atau ambergris ini. Dari jumlah paus kepala kotak yang ada, hanya 1 persen paus yang mengeluarkannya. 

Uniknya, saat baru dikeluarkan, muntahan paus berbau busuk dan berwarna kehitaman. Namun, lama-lama bau busuk itu hilang dan berubah menjadi harum.

Muntahan paus jarang ditemukan. Biasanya, muntahan paus akan tenggelam di laut. Namun, ada sebagian yang mengapung dan terdampar di tepi pantai.

Berikut beberapa orang di dunia yang beruntung menemukan muntahan paus dan berhasil menjual muntahan tersebut hingga milyaran rupiah. 

1.    Sukadi, nelayan asal Bengkulu  

Sukadi dalam pemberitaan sebuah koran
Sukadi dalam pemberitaan sebuah koran (Capture Facebook Yandi Pebriansah)

Awal November 2017 lalu, seorang nelayan asal Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu menemukan 200 kilogram diduga muntahan (ambergris) paus.

Benda itu ditemukan Sukadi dalam kondisi mengapung di tengah Samudra Hindia. Muntahan paus milik Sukadi telah terjual 150 kilogram dengan harga Rp 3.3 miliar atau per kilonya Rp 22 juta.

sukadi dan muntahan paus
sukadi dan muntahan paus (capture)

2.  Bocah 8 tahun jual muntahan paus Rp 868 juta

Charlie Naysmith
Charlie Naysmith

Agustus 2012, Charlie Naysmith bocah berusia 8 tahun dari Inggris menjadi jutawan berkat muntahan paus yang ia temukan.

Saat sedang berjalan-jalan di pantai, Naysmith melihat bongkahan batu yang unik berwarna seperti marmer dan membawanya pulang untuk dikoleksi.

Setelah dia dan sang ayah mencari tahum ternyata bongkahan batu unik tersebut adalah muntahan paus yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan parfum.

Amergris itu terjual dengan harga Rp 868 juta.

3.  Sepasang kekasih Gary dan Angela menjual ambergris seharga Rp 1 miliar

gary menemukan muntahan paus
gary menemukan muntahan paus 

April 2016, pasangan dari Lancashire, Inggris, Gary dan Angela menemukan muntahan ikan paus. Mereka menemukan muntahan paus di pinggir Pantai Middleton tak jauh dari tempat tinggal mereka.

Awalnya Gary dan Angela jijik melihat benda lembek dengan bau tak sedap. Tapi keduanya memutuskan untuk membawa pulang.

Ternyata benda tersebut merupakan ambergris seharga 930 poundsterling atau setara hampir Rp 1 miliar.

4. Khalid Al Sinani, nelayan Oman

Khalid Al Sinani
Khalid Al Sinani

Pada 2016, Khalid Al Sinani, nelayan Oman menemukan muntahan ikan paus yang terapung di perairan wilayah Qurayat.

Khalid mengumpulkan muntahan ikan paus seberat 60 kg dan mengangkatnya ke perahu. Diperkirakan muntahan paus itu bisa dijual dengan harga Rp 33,7 miliar.

Sebuah perusahaan parfum setempat sempat menawar dengan harga Rp 187 juta per kilogram namun Khalid menolaknya.

5. Alan Derrick dan anaknya Tom

Allan Derick
Allan Derick ()

Alan Derrick dan anaknya, Tom mengatakan awalnya ia bersama sang anak sedang berjalan-jalan di sepanjang pantai.

Tom kemudian melihat sebuah batu yang bentuknya cukup aneh. Berat batu muntahan paus yang ditemukan Alan adalah 1.13 kg.

Ia menjual benda yang ditemukan tersebut dengan nilai sekitar Rp 1 miliar.

Alan telah mengirim sampel ke Italia, Selandia Baru dan Prancis untuk menguji batu tersebut. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved