Perkelahian Siswi SMA Negeri 7 Kupang
Dewan Prihatin Viral Perkelahian Siswi SMAN 7 Kupang. Ini yang Dituntut Para Wakil Rakyat Tersebut.
Perlu hidupkan pendidikan bimbingan konseling. Selain itu, perlu evaluasi pendidikan karakter di sekolah itu.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Bebet I Hidayat
Laporan Reporter Pos-Kupang.com Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Viral video perkelahian dua siswi SMA Negeri 7 Kupang menjadi keprihatinan kalangan anggota DPRD Provinsi NTT. Dewan pun meminta Dinas Pendidikan Provinsi NTT untuk memberikan perhatian khusus terhadap sekolah-sekolah yang berpotensi terjadi perkelahian.
Anggota Komisi V DPRD NTT, Yohanis Rumat, Senin (16/4/2018) menyatakan, selain itu dinas teknis dan sekolah untuk menghidupkan kembali bimbingan konseling.
"Perlu hidupkan pendidikan bimbingan konseling di sekolah, sehingga kasus perkelahian siswa di SMAN 7 Kupang tidak terulang lagi. Selain itu, perlu evaluasi pendidikan karakter di sekolah itu," katanya.
Politisi PKB NTT ini menilai perkelahian antar siswi itu membuktikan lunturnya kebersamaan di sekolah akibat banyaknya perkembangan teknologi.
Baca: Perkelahian Siswi SMAN 7 Kupang, Ini Deretan Kasus Serupa di NTT. Dari Ruang Kelas Hingga di Stadion
Baca: VIRAL Video Perkelahian Dua Siswi SMA Negeri 7 Kupang, Gara-gara Rebutan Cowok?
"Karena itu, salah satu langkah solutif, yakni hidupkan bimbingan konseling kepada siswa di sekolah dan tingkatkan pendidikan karakter," katanya.
Dijelaskan, jangang sampai setelah ada persoalan baru pihak sekolah mulai mencari alasan, padahal pendidikan karakter itu sudah diterapkan sejak beberapa tahun lalu, bahkan sebenarnya sejak SD maupun SMP, siswa itu telah mendapat pendidikan karakter.
"Kalau seperti ini, maka bimbingan konselingnya masih kurang. Di sekolah ini harus gencar melakukan pembinaan kepada siswa agar mereka juga bisa menghargai satu sama lain,"ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, wali kelas tentu berperan penting dalam memproteksi siswa yang ada di kelasnya. "Paling tidak informasi mengenai keberadaan, tingkah laku dan sikap anak itu sudah diketahui para guru," ujarnya.
Baca: Pria yang Beli Keperawanan Siswi SMA Seharga Rp 1,5 Juta Masih Berstatus Mahasiswa
Baca: WOW! Kepala Desa Mesum dengan Mahasiswi
Dia menyoroti pembinaan karakter anak di tingkat sekolah dasar yang perlu digencar agar kelak anak yang melanjutkan sekolah sudah tertanam soal nilai-nilai karakter.
"Kita tahu bahwa di sekolah ,siswa hanya sekitar enam jam dalam pengawasan sekolah. Karena itu, orang tua juga berperan dalam mengatasi kondisi ini," ujarnya.
Sedang, Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Yunus Takandewa mengakui, perkelahian antarsiswa di sekolah sekarang ini menjadi tren, karena itu sekolah harus melakukan pembinaan-pembinaan.
"Perlu pembinaan khusus bagi siswa di sekolah. Misalnya ada keghatan Osis dan eksta kurikuler lainnya agar siswa bisa menyalurkan minat dan bakat mereka," kata Yunus.
Baca: Ditinggal Mati Ibu dan Ayah Sering Lakukan Hal ini, Siswi SMP di Sulawesi Minta Dinikahi Pacarnya
Dikatakan, dengan banyaknya kegiatan atau aktivitas siswa selain belajar, maka siswa tidak memikirkan hal-hal negatif lainnya, termasuk pertikaian.
Sedangkan, terhadap Dinas Pendidikan, ia mengakui, harus ada pembinanan khusus terutama bagi sekolah-sekolah yang berpotensi ada kasus perkelahian. "Pembinaan ini harus ditempuh sehingga anak-anak kita bisa bersekolah dengan baik," ujarnya.
Anggota Komisi V DPRD NTT, Winston Rondo mengatakan, kasus itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi masalah berkepanjangan. "Ini akan jadi sebuah presenden buruk bagi dunia pendidikan di NTT. Sikap kita di dewan tegas,bahwa sinas dan sekolah harus ambil sikap untuk langkah pencegahan supaya tidak terulang," kata Winston. (*)