Pemkab Lembata Rekrut Petani Bima jadi Guru Bawang Merah, Alasannya Mencengangkan
Langkah itu diambil pemerintah, mengingat petani Bima telah berpengalaman dalam membudidayakan bawang merah.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Frans Krowin
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA - Para petani asal bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang selama ini membudidayakan bawang merah di Lewoleba, Kabupaten Lembata, akan direkrut menjadi guru bawang merah bagi para petani di daerah tersebut.
Langkah itu diambil pemerintah, mengingat petani Bima telah berpengalaman dalam membudidayakan bawang merah.
Sementara petani Lembata hingga saat ini masih sebatas konsumen bawang merah dan belum terbiasa menanam bawang merah untuk kebutuhan pasar.
Baca: Kota Kupang Gelar Musrenbang Rencana Kerja Tahun 2019
Demikian Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Mathias Beyeng, Kamis (5/4/2018).
Dikatakannya, selama ini petani Bima telah bekerja keras membangun Lembata pada bidang pertanian tanaman pangan.
Kerja keras petani Bima itu memberikan kontribusi nyata bagi pemenuhan kebutuhan rumah tangga di daerah ini.
“Warga mau beli sayur, bawang merah, tomat, terung dan lainnya termasuk cabai, semua itu disiapkan oleh petani Bima.
Baca: Mensos Idrus Marham Berkunjung ke Belu Perbatasan RI-RDTL Selama Dua Hari, Ini Agendanya
Berdasarkan pengalaman nyata itulah dalam program pengembangan bawang merah dan cabai kali ini, kami menjadikan petani bima sebagai guru bagi petani Lembata,” ujarnya.
Nanti, lanjut dia, setiap kelompok bawang merah dan cabai, akan ditempatkan satu atau dua orang petani Bima.
Petani Bima itu nantinya mentranformasikan pengetahuan praktis mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga masa panen tiba.
Jadi, kata Mathias, pihaknya sungguh berharap agar para petani nantinya belajar sungguh-sungguh sehingga ke depan bisa menjadi petani yang memiliki pendapatan lebih baik dari yang dialami selama ini.
Baca: Penggunaan Kapal-kapal untuk Kamar Hotel Tamu IMF harus Berkontribusi bagi PAD
Menurut dia, selama ini petani di Lembata masih bekerja musiman.
Hanya menanam sekali setahun, setelah itu bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Saat menanam pun petani hanya menggunakan benih yang monoton, seperti jagung komposit, umbi-umbian dan kacang-kacangan.
Selebihnya tidak. Untuk itulah mulai tahun ini pemerintah mengajak petani untuk bekerja dalam kelompok dan menanami lahannya dengan benih yang punya nilai jual.
Ia juga menegaskan, untuk mengembangkan bawang merah dan cabai, pemerintah tidak hanya memberikan bantuan benih dan lainnya.
Baca: Dermaga Waewole Disinggahi Kapal Penumpang, Ini Tugas Baru Kadishub Manggarai Timur
Saat panen nanti, pemerintah juga akan menagih 20 persen dari hasil yang diperoleh petani.
“Maksudnya petani juga mengembalikan 20 persen kepada pemerintah dari hasil yang didapat petani.
Tujuannya, pemerintah dan petani sama-sama bertanggung jawab atas pelaksanaan program itu,” ujarnya. (*)