NAH LOH! Walikota Kupang Mengaku Tak Mengerti Kalau Bendungan Kolhua Batal Dibangun

Mungkin masyarakat belum banyak mengerti. Jadi perlu suatu saat kumpul mereka, hanya saja keputusan ada di masyarakat

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Fredrikus Royanto Bau
zoom-inlihat foto NAH LOH! Walikota Kupang Mengaku Tak Mengerti Kalau Bendungan Kolhua Batal Dibangun
POS KUPANG/APOLONIA DHIU
Para pendemo dari Kelurahan Kolhua menggelar ritual adat menolak pembangunan Bendungan Kolhua di halaman Kantor Wali Kota Kupang, Senin (13/5/2013)

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Wacana bendungan Kolhua yang dialihkan ke Kabupaten Belu belum diketahui persis oleh Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore.

Sepengetahuannya pembangunan Bendungan Kolhua tersebut bukan batal melainkan dananya yang dipindahkan ke tempat lain.

"Setahu saya dana yang dipindahkan. Saya belum tahu persis dan tidak mengerti sama sekali kalau pembangunan itu batal, yang saya tahu uang itu dipindahkan ke tempat lain," katanya kepada Wartawan, Kamis (22/3/2018).

Sedangkan, kata Jefri, Pemerintah Kota masih melakukan negosiasi dengan masyarakat.

Baca: Boni Marasin Bilang Energi Baru Terbarukan Banyak di NTT

Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore
Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore (Istimewa)

Bila masyarakat menginginkan dikerjakan, tapi jika tidak, maka tidak dikerjakan.

Hanya saja, lanjutnya, wacana Bendungan Kolhua masih dalam tujuh program nasional Presiden RI, Jokowi. Jadi tidak dengan tiba-tiba dipindahkan begitu saja.

"Sementara dana itu tidak dipakai di Kolhua tapi dipindahkan ke tempat lain bukan program yang dibatalkan," tuturnya.

Baca: Kru Televisi dari Belanda Datangi Posyandu dan PAUD, Ternyata ini Tujuan Mereka

Ketika disinggung bila terus terjadi penolakan apakah ada lahan lain untuk pembangunan bendungan, jawab Jefri, menurut ahli yang meneliti lahan yang paling fleksibel untuk membangun bendungan di Kolhua.

"Seharusnya kita menjelaskan dulu keuntungan dan kerugian dengan adanya bendungan. Mungkin masyarakat belum banyak mengerti. Jadi perlu suatu saat kumpul mereka, hanya saja keputusan ada di masyarakat," ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved