Breaking News

Selamat Datang Kembali, Tulisan Menarik Pastor Alumni Paramadina Graduate School

Setiap perusahaan berharap semakin eksis dan terus berkembang melaju dalam persaingan global. Setiap pemilik dan

Editor: Dion DB Putra
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

Oleh: Maxi Un Bria
Alumni Paramadina Graduate School of Diplomacy Jakarta, Dosen Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung Kupang

Spero Meliore; mengharapkan yang lebih baik (Proverbia Latina, 2006, p.253 )

POS KUPANG.COM -- Setiap manusia selalu memiliki harapan akan hidup yang lebih berkualitas, sejahtera dan bermakna di dunia, yang melingkupi dimensi jasmaniah dan bathiniah sebagai sebuah keutuhan. Setiap pekerja berharap pekerjaannya berhasil.

Setiap perusahaan berharap semakin eksis dan terus berkembang melaju dalam persaingan global. Setiap pemilik dan pelayan restoran berharap, semua konsumen yang datang merasa puas dengan menu sajian dan pelayanan, sehingga mau datang lagi pada kesempatan berikutnya.

Demikianlah setiap manusia, organisasi, perusahaan, institusi yang keberadaannya berhubungan dengan pelayanan kepada manusia sebagai konsumen-pengguna, berharap dapat mempertahankan dan memajukan eksistensinya dengan mendorong dan memaksimalkan pelayanan terbaik dengan orientasi kepuasaan pelanggan atau pengguna produk.

"Selamat datang kembali." Begitulah ungkapan yang kita sering dengar dari resepsionis di restoran dan para pelayan profesional yang mengungkapan kata-kata itu dengan santun dan senyuman ikhlas setelah memberikan pelayanan terbaik bagi para
konsumen.

Selamat datang kembali dapat dimaknai dalam pengertian. Pertama resepsionis atau pelayan ingin mengedepankan standar pelayanan yang beretika dan profesional karena mereka sadar bahwa semua orang membutuhkan respek dan ingin diperlakukan secara istimewa.

Kedua, para pelayanan sadar bahwa tanpa pelanggan, konsumen atau pembeli, perusahaan mereka akan menjadi sepi dan terancam bangkrut.

Ketiga, orientasi kepuasaan pelangan adalah prinsip yang dijunjung tinggi para pelayan dan pekerja perusahaan.

Karena mereka berpegang teguh pada harapan perusahaan ataupun institusi, bahwa setelah mereka bekerja keras dan memberikan pelayanan terbaik yang memberikan kepuasaan bagi pelangan, mereka menemukan makna, kegembiraan dan trust (kepercayaan) dari masyarakat yang mereka layani.

Trust masyarakat terhadap suatu brand produk perusahaan dan pelayanan tidak datang dengan sendirinya . Butuh waktu, proses, dan kemauan untuk bekerja keras dan menjadikan nilai-nilai care, responship dan disiplin serta etika sebagai sebuah habitus yang dihidupi dan dievaluasi dari waktu ke waktu. Bahkan harapan.

Visi dan misi setiap perusahaan dan institusi atau organisasi apapun harus mampu diimplementasikan dalam keseluruhan aktivitas setiap hari sebagai suatu falsafah.

Meminjam istilah Jakob Oetama setiap perusahaan berupaya mengkomunikasikan dan menunjukkan eksistensi perwujudan visi dan misinya melalui keteladanan, cara berpikir, cara bersikap,cara bertindak yang diekspresikan dalam berbagai kesempatan.

Visi dan misi perusahaan yang telah menjadi falsafah dan habitus perusahaan ataupun organisasi "merupakan bagian inti dari budaya perusahaan (corporate culture).

Salah satu dimensi dari pemaknaan falasafah yang dimaksud adalah "Manusia pada hakekatnya terpanggil untuk bersama dengan sesama berkarya demi pengembangan diri serta lingkungannya ke arah perbaikan yang bersumber pada Tuhan Maha Esa" (Jakob Oetama -Jakob's Legacy, KOMPAS WAY, 2016, p.22).

Dengan menjadikan visi dan misi perusahaan, organisasi dan insitusi sebagai sebuah falsafah hidup. Setiap orang yang berupaya bekerja dan memberikan yang terbaik dari dirinya sebagai sebuah sumbangan yang berkualitas untuk kemajuan perusahaan, organisasi dan institusi.

Pada saat manusia berjuang memberikan yang terbaik dari diri dalam pekerjaan dan pelayanan kepada sesama dan perusahaan sesungguhnya pada saat yang sama ia sedang menegaskan diri sebagai agen perubahan yang mampu memancarkan keteladanan dan mendapatkankepercayaan dari masyarakat dan lingkungan sekitar yang dilayani.

Pelayanan dan trust berhungan erat satu dengan yang lain. Masyarakat umumnya datang kepada seseorang atau pun perusahaan, instusi untuk mendapatkan pelayanan karena mereka percaya bahwa apa yang diharapkan dapat terpenuhi.

Lebih jauh setiap orang yang datang kepada perusahaan, institusi ataupun kepada orang-perorangan karena mereka memiliki rasa respek dan bahkan ada conectivity batiniah yang telah menggerakkan hati mereka untuk datang mendapatkan pelayanan.

Pertanyaannya adalah apakah para pihak sebagai pelayanan masyarakat akan menghadirkan pelayanan yang prima dan terbaik sesuai dengan yang diharapkan?

Konsekuensinya, bila perusahaan atau institusi atau siapapun yang terlibat dalam pelayanan dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai standar pelayanan, tentu saja para konsumen-masyarakat yang dilayani merasa puas, gembira dan berharap akan menjumpai pengalaman serupa di masa depan.

Sebaliknya bila kekecewaan dan komplain yang dihadapi dalam pelayanan, tentu saja kepuasaan batiniah terganggu dan niat mereka untuk datang kembali menjadi sirna. Dampak lebih jauh adalah kepercayaan masyarakat yang dilayani menurun bahkan pudar.

Spirit Kasih daalm pelayanan

Setiap pelayanan dalam pekerjaan yang dilakukan dengan sentuhan kasih kemanusiaan dan komunikasi yang baik berdampak pada tumbuhnya kepuasaan dan trust dari pihak-pihak yang dilayani.

Setiap manusia yang memiliki hati dan akal budi yang jernih dapat merasakan dan mengetahui bahwa pelayanan yang dialami sesuai dengan harapan kebanyakan orang.

Karena itu dimensi kasih kemanusiaan menjadi bagian yang hakiki dalam menghadirkan pelayanan yang prima dalam setiap perusahaan, institusi dan organisasi manapun baik yang berkecimpung dalam dunia profit maupun non profit.

Semua orang mengharapkan pelayanan yang terbaik dengan perlakuan yang humanis sebagai perekat kerja sama dan kerja yang berlanjut. Bahkan memberikan pelayanan dan perhatian yang baik kepada banyak orang adalah ekspresi falsafah dan nilai-nilai iman serta spiritualitas yang dibathinkan.

Allah pemilik kehidupan menghendaki manusia dalam ziarah hidupnya menemukan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Dalam ungkapan spiritual Allah menghendaki keselamatan di bumi dan di akhirat bagi setiap insan manusia. Karena itu manusia pun diharapkan berbuat yang terbaik untuk merespons kehendak Allah .

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Allah memiliki orintasi keselamatan bagi semua orang yang percaya.

Kepercayaan selalu berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan sebagai ekspresi dan pemaknaan yang hidup dalam berbagai aktivitas.

Sebagaimana kepercayaan itu adalah anugerah dan mesti direspons dan dirawat dengan baik, demikian pun setiap perusahaan, lembaga, organisasi dan institusi yang menghendaki eksistensi pelayanan dan keberadaannya tetap menetap dalam hati masyarakat, maka setiap upaya mengkomunikasikan spirit kasih dan falsafah pelayanan yang terbaik, untuk menjawabi kepuasaan masyarakat, patut dijunjung tinggi. Nah.*

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved