Derita TKW Asal Belu, Sembilan Tahun Tak Terima Gaji dan Dilarang Cuti Ke Indonesia
Selama sembilan tahun di negeri jiran itu, gaji sepeser tak pernah diterima. Dirinya bahkan dilarang untuk cuti pulang ke Indonesia.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Petronela mengatakan, gaji selama bekerja tak pernah ia terima sepeserpun. Komunikasi dengan pihak keluargapun tidak diijinkan.
Gaji yang diberikan untuk Petronela juga hanya diberitahu oleh majikan sudah dikirim via rekening bank atas nama Petronela.
Petronela juga percaya saja karena ia diyakinkan bahwa gaji itu memang untuk dirinya.
Petronela mengaku, selama bekerja tidak mendapat perlakuan kasar dari majikan. Ia bekerja seperti biasanya menjadi seorang pembantu rumah tangga.
Hanya saja tidak ijinkan untuk keluar rumah sendirian. Keluar rumah atau jalan-jalan harus selalu bersama majikan.
''Kalau keluar sama majikan. Gaji lewat rekening saja. Majikan bilang gaji sudah ada di rekening atas nama saya. Saya minta untuk lihat tapi dia tidak mau.
Nama majikan saya itu Tante Poh. Tapi dia sudah meninggal dunia tahun lalu,'' ungkap Petronela.
Petronela mengatakan, waktu berangkat ke Malaysia tidak pamit ke pihak keluarga. Ia mengaku tidak mengenal yang mengajak dirinya pergi ke Malaysia.
Waktu ke Malaysia, lanjut Petronela, namanya diubah menjadi Petronela Nahak serta dokumen lainnya juga dipalsukan oleh perekrut.
''Nama saya yang sebenarnya Petronela Maleno. Tapi diubah nama menjadi Petronela Nahak. Umur tidak diubah hanya alamat diubah semua.
Semua diubah asalnya dari Kabupaten Kupang seharusnya dari Kabupaten Belu Desa Asumanu Kecamatan Raihat,'' ujar Petronela.
Ia mengaku yang merubah identitas dirinya adalah PJTKI yang merekrut dirinya dan itu diubah saat dirinya ada di Kupang.
Ia mengatakan, saat keluar dari rumah majikan ia langsung melaporan ke KJRI. Sehingga dirinya dijemput oleh KJRI di rumah majikannya.
"Saya mungkin satu Minggu di KJRI dan akhir tiba di Kupang hari ini,'' ujar Petronela.
Keluarga Kecam Perekrut