13 Camilan Nusantara yang Mulai Langka, Termasuk Gula Hela, Manggulu dan Jawada Khas NTT

Menjamurnya makanan ala luar negeri, membuat sebagian makanan khas daerah sendiri malah langka dijumpai.

Editor: Alfons Nedabang
tamasyeah.com
Jawada 

10. Gula Hela

Gula Hela merupakan makanan khas dari Sabu, Nusa Tenggara Timur. Makanan ini sangatlah terkenal.

Gula Hela
Gula Hela (ISTIMEWA)

Gula Hela terbuat dari nira pohon lontar dengan bentuk dan rasa yang unik serta teksturnya yang keras membuat makanan ini serupa dengan sebatang kayu.

Selain diminum, nira pohon lontar juga dimasak menjadi gula merah atau difermentasi menjadi tuak, sejenis minuman beralkohol

Gula tarik atau yang lebih dikenal dengan gula hela dengan rasanya yang manis dan cara membuatnya yang unik dengan cara ditarik panjang, laludi potong-potong menjadi beberapa bagian sesuai dengan pesanan ataupun selera.

11. Kue Rambut atau Jawada

Kue rambut atau Jawada merupakan cemilan khas dari Pulau Flores dan Pulau Alor.

Jawada
Jawada (tamasyeah.com)

Dilansir dari tamasyeah.com, kue ini biasanya disajikan pada upacara adat istimewa.

Bentuknya biasanya segitiga dan memiliki aroma yang khas yang merupakan campuran antara wangi tepung yang digoreng dan gula merah.

Kuliner khas ini rasanya manis, dibuat dari campuran tepung beras, gula aren, santen, dan air nira yang kemudian diolah dengan digoreng ke dalam minyak panas.

Teksturnya yang mirip bihun goreng kering atau rambut keriting inilah yang membuat nama lainnya adalah kue rambut.

12. Manggulu

Manggulu
Manggulu (ISTIMEWA)

Makanan manis ini berasal dari Sumba, khususnya Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Dilansir dari tamasyeah.com, dulu, Manggulu ternyata merupakan salah satu makanan favorit prajurit Belanda.

Mereka selalu bawa-bawa makanan ini karena rasanya manis dan bentuknya kecil sehingga mudah dibawa-bawa untuk penahan rasa lapar.

Kalau dilihat-lihat, bentuknya mirip dodol dan rasanya pun sama yaitu manis.

Manggulu terbuat dari pisang yang dikeringkan bersama kacang tanah, dibungkus dengan daun pisang kering yang dipercaya memiliki nilai pengawet oleh masyarakat setempat. (TribunWow.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved