Pesona Jogek Dari Sawar Gading MTsN Mbay

Sejak zaman penjajahan Belanda, Jogek digunakan untuk menjemput para tamu istimewa seperti para raja, kaum bangsawan dan pejabat negara

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Pesona Jogek Dari Sawar Gading MTsN Mbay
POS KUPANG.COM/ADIANA AHMAD
Siswa MTsN Mbay ketika mementaskan Tarian Jogek dalam sebuah festival budaya Nagekeo di Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Adiana Ahmad

POS KUPANG.COM, MBAY - Jogek dalam bahasa Mbay, berarti tarian. Namun Jogek juga nama sebuah tarian adat Suku Mbay yang lahir dan tumbuh bersama suku itu. Jogek erat kaitannya dengan ceremony adat Mbay. Dahulu, Jogek biasanya dipentaskan sebagai ungkapan kegembiraan tatkala menjemput pasukan perang yang menang dalam sebuah peperangan.

Seiring perkembangan zaman, jogek diabadikan sebagai tarian kegembiraan setelah sukses pesta adat (te'ot mar) seperti acara khitanan ( nu'a weki), potong gigi ( soro ngi'is) dam pernikahan (nikah kawing).

Sejak zaman penjajahan Belanda, Jogek digunakan untuk menjemput para tamu istimewa seperti para raja, kaum bangsawan dan pejabat negara.

Pada masa setelah kemerdekaan tahun 1953, Tarian Jogek pertama kali digunakan untuk menjemput Wakil Presiden RI, Dr. Mohammad Hatta dalam kunjungannya untuk peletakan batu pertama pembangunan Bendungan Irigasi Mbay atau dikenal dengan nama Bendungan Flores Mei.

Sejak saat itu, Jogek sering digunakan untuk menjemput tamu-tamu kenegaraan dan saat ini Jogek sudah masuk dalam ajang festival.

MTsN Mbay merupakan satu-satunya lrmbaga pendidikan yang masih mempertahankan eksis Jogek di tanah kelahirannya. Melalui sentuhan tangan dingin sang pelatih, Hidayati Gasim, pesona Jogek saat ini dapat kita nikmati dalam berbagai festival budaya Nagekei dan penjemputan tamu -tami penting Pemerintah Kabupaten Nagekeo.

Para penari dalam balutan busana khas Mbay dengan perpaduan warna Kuning Hitam atau Kuning Hijau, akan menghipnotis para pencinta seni.

Dalam gerakan dasarnya, Jogek hanya terdiri dari dua gerakan. Namun untuk kepentingan festival dua gerakan dasar itu kemudian dikembangkan menjadi empat gerakan.

Sepintas, jogek memang mirip dengan tarian melayu. Yang membedakannya, ada pada musik pengiring. Jogek diiringi musik gong dan gendang serta sair pantun berlagu yang dalam bahasa Mbay disebut Kelong. Unsur Nagekeo ada pada gong dan gendang. Tidak heran jika pesona Jogek diminati banyak orang. Jogek dibawah binaan Sawar Gading MTsN Mbay sering digunakan untuk menjemput tamu penting Pe.da Nagekeo.

Pembina Sanggar Sawar Gading MTsN Mbay, Hidayati Gasim yang ditemui di MTsN Mbay, Kamis (22/2/2018), mengatakan, akan terus berkreasi tanpa menghilangkan gerakan dasar, agar Jogek makin dicintai kaula muda dan tidak memberikan gerakan monoton.

"Saat ini kita sedang membuat kolaborasi musik gong dan gendang dengan musik modern untuk mengiribgi Jogek. Kita berharap bisa mebghasilkan sebuah karya seni luar biasa yang dapat memberikan warna baru dalam pentas musik Mbay dan Nagekeo," demikian Hidayati. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved