Program Populis Bupati Ngada, Dipuji Dahlan Iskan di Hadapan SBY
Padahal saat Pilkada 2015 isu Marianus Sae menghamili pembantu sangat gencar dimainkan lawan politiknya.
"Saya bangun Ngada mulai dari Desa. Karena yang benar-benar butuh perhatian adalah masyarakat desa. Saya yakin, jika masyarakat desa sudah mandiri, maka kecamatan akan kuat, jika kecamatan kuat, maka kabupaten akan kokoh, begitupun provinsi dan negara ini," ujar Marianus Sae, sebagaimana dikutip dari www.sergap.id.
Segala upaya dan kerja keras yang dilakukan, membuahkan hasil. Ngada berhasil keluar dari ketertinggalannya.
Dilansir dari www.sergap.id, pada 29 September 2014, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini menetapkan Ngada sebagai daerah yang telah keluar dari status daerah tertinggal.
Baca: Tak Didampingi Marianus Sae, Air Mata Emi Nomleni Tumpah Saat Penarikan Nomor Urut
Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngada dalam pengelolaan keuangan daerah juga terbaik selama tiga tahun berturut-turut, yakni pada Tahun Anggaran 2012, 2013 dan 2014.
Penilaian selama tiga tahun ini diberikan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Terobosan yang dilakukan Marianus Sae diapresiasi Dahlan Iskan, Menteri BUMN semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Dahlan Iskan, Marianus Sae merupakan manusia 'istimewa'.
Pujian itu disampaikan ketika Dahlan Iskan melapor Presiden SBY setelah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Indonesia.
Baca: Wanita Ini Menjerit dan Berupaya Keluar dari Kubur, Ini yang Terjadi Setelah Petinya Dibongkar
Hal ini diketahui dari tulisan Dahlan Iskan berjudul Tempat Bersandar Harus Kukuh.
Dikutip dari https://dahlaniskan.wordpress.com, Dahlan Iskan menulis:
"Dalam hal kemiskinan juga dibahas kondisi berbagai daerah. Saya sempat menyampaikan terobosan yang dilakukan beberapa bupati dari daerah tertinggal. Misalnya, bupati Lebak yang berambisi menuntaskan ketertinggalannya pada akhir 2013.
Juga bupati Ngada di Flores yang sampai mengancam mengundurkan diri kalau DPRD setempat menolak pengalokasian dana APBD untuk program pemberian sapi bagi 18.000 penduduk miskin di kabupaten itu."
"Bupati ini memang istimewa. Mobil dinasnya Kijang tua karena dia memilih APBD untuk mengurangi kemiskinan daripada untuk membeli mobil dinas baru. Dia melihat tidak ada cara lain yang lebih cepat mengentas kemiskinan di Ngada kecuali lewat pembagian sapi dan pembangunan bendungan untuk irigasi di Bajawa," tulis Dahlan Iskan.