Pengamat Politik Donny Gahral Nilai Ada Jejak Politik dalam Aksi 'Kartu Kuning' Ketua BEM UI

Menurutnya, aksi yang dilakukan saat momen acara Dies Natalies UI itu berlangsung, tidak hanya merupakan 'aksi moral' saja.

Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/KOLASE
Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa mengangkat kartu kuning saat Dies Natalis UI, Jumat (2/2/2018). 

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Pengamat politik Donny Gahral Adian menyoroti aksi 'kartu kuning' yang dilakukan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Kampus UI, Depok, pada Jumat, 2 Februari lalu.

Menurutnya, aksi yang dilakukan saat momen acara Dies Natalies UI itu berlangsung, tidak hanya merupakan 'aksi moral' saja.

"Aksi Ketua BEM UI yang memberi kartu kuning terhadap Jokowi, bukan semata aksi moral belaka," ujar Donny, Minggu (4/1/2018).

Ia menilai ada unsur politis dalam aksi yang mengundang perhatian masyarakat dan dunia maya itu.

"Saya melihat jejak-jejak politik di aksi tersebut," tegas Donny.

Baca: Heboh Kartu Kuning, Kaesang Pangarep Bikin Meme Kocak, Begini Kata Netizen

Lebih lanjut Donny menilai aneh, jika BEM UI menggunakan alasan 'sulitnya beraudiensi dengan Jokowi' sebagai alasan melakukan aksinya mengingat ada masa 365 hari dalam satu tahun, sehingga ia menganggap alasan tersebut tidak masuk akal.

"Pertama, aksi itu disebut karena BEM UI sulit beraudiensi dengan Jokowi, padahal ada 365 hari dalam setahun," jelas Donny.

Ia menilai, melakukan audiensi dengan Jokowi sebenarnya bisa dilakukan pada momen atau kesempatan lainnya, bukan menggunakan momen dies natalis.

Hal itulah yang membuat Donny menduga 'publisitas' merupakan alasan utama mengapa kartu kuning diacungkan kepada Jokowi.

"(Tentunya) mereka bisa beraudiensi kapan saja, mengapa harus memilih momen dies natalis?. Publisitas adalah alasan utama," kata Donny.

Baca: Beredar Foto Julianto Tio Bersama Istri dan Sikap JT terhadap Karyawan di Kantornya

Sebelumnya, kartu kuning itu diberikan sebagai tanda peringatan bagi Jokowi terkait sejumlah persoalan yang terjadi di tanah air, satu di antaranya mengacu pada isu gizi buruk di Asmat, Papua.

Tudingan tersebut pun dijawab Jokowi secara bijak. Ia meminta agar BEM UI langsung melihat sendiri kondisi di kabupaten tersebut.

Kendati mendapatkan kartu kuning dari BEM UI, ia tidak mempermasalahkan kritikan itu.

Zaadit yang juga merupakan mahasiswa Fakultas MIPA itu menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Jokowi.

Baca: Kartu Kuning Ketua BEM UI Zaadit kepada Jokowi Picu Pro-Kontra, Warganet, Itu Hak Demokrasi

Tuntutan tersebut meliputi isu gizi buruk Asmat serta usulan Perwira Polri menjadi Penjabat Gubernur. Meski pada akhirnya, ia diamankan oleh Paspampres. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved