Kisah Gadis Baby Sitter dari Wonogiri Memikat Bule Ganteng Selandia Baru Hingga Menikahinya
Kehebohan Rini yang bernama asli Sri Rahayu (21) menikah dengan Ezra bukan hanya soal dua paras yang jauh berbeda.
Tentang awal berkenalan dengan Ezra, Rini menceritakan, pertama kali berkenalan dengan suaminya itu di Pantai Kuta Bali setahun yang lalu.
Setelah berkenalan, ia sering berkomunikasi dengan Ezra via jejaring sosial Facebook, WA, dan telepon setiap hari.
Komunikasi keduanya berjalan lancar lantaran Rini bisa berbahasa Inggris. Kemampuannya berbahasa Inggris lantaran anak yang diasuhnya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
"Anak yang saya asuh biasa menggunakan bahasa Inggris, maka saya bisa berbahasa Inggris," ungkap Rini.
Ia tidak mengingat kapan Ezra menyatakan cinta kepadanya. Hanya saja, ia mengingat saat Ezra melamar dirinya. "Dia melamar saya waktu liburan kedua di Bali, Agustus 2017," ujar Rini.
Setibanya di kampung halaman, kenang Rini, banyak yang minta swafoto dengan Ezra. Tak hanya itu, saat berada di Central Park, banyak perempuan yang meminta foto dengan suaminya.
Saat Ezra mengungkapkan untuk melamarnya, Rini memberikan syarat calon suaminya harus seiman dengan dirinya. Ezra pun akhirnya memutuskan menjadi mualaf dan siap menikahi dirinya.
"Sebelum menjadi mualaf, dia butuh waktu. Akhirnya dia bilang setuju," tuturnya.

Menurut Rini, sebenarnya Ezra menginginkan menikah pada akhir tahun 2017. Namun, keinginannya itu batal lantaran bapaknya mengalami kecelakaan di Solo sehingga pernikahannya ditunda.
Ia menambahkan, saat Ezra dikenalkan kepada keluarganya, kedua orangtuanya keberatan merestui hubungan mereka karena khawatir Rini jauh dari kampung halamannya.
Tetapi, ia mampu meyakinkan orangtuanya bagaimana perjuangan Ezra menikahi dirinya hingga menjadi mualaf.
"Orangtua saya takut dan tidak mau saya pergi jauh dari rumah. Tetapi, setelah dijelaskan bahwa saya dan Ezra akan datang menengok ke Wonogiri, akhirnya kedua orangtua saya merestui," jelas Rini.
Rini meyakini Ezra serius dan tidak main-main menikahinya. Hal itu terlihat dari sikap Ezra yang baik, peduli, dan tegas bila dirinya berbuat salah.
Tak hanya itu, saat prosesi ijab kabul, Ezra berjuang untuk menghafalkan teks yang harus diucapkan. Sewaktu latihan di KUA, dia melafalkan ijab kabul dengan lancar. Tetapi, setelah prosesi ijab kabul di rumah, Ezra jadi grogi karena dilihat banyak orang.
"Saking groginya, Ezra akhirnya dituntun saat ijab kabul," kata Rini.
