Viral, Kisah Relawan Peringatkan Rem Blong pada Mobil, Jika Diabaikan Nyawa Taruhannya
Para relawan ini tak memungut uang sepeser pun, bahkan menolak jika tetap dipaksa menerima.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Efrem Limsan Siregar
Sampai tiba2 di sebuah jalur, sebuah motor mengejar kami.
"Pak berhenti! Kampas rem. Asap!"
Suami panik. Injak rem. Mobil kami tak mau berhenti, masih melaju walau pelan. Lalu kami berhasil berhenti di kiri, namun karena kiri tebing, lalu oleh anak2 muda kami diminta parkir di bahu kanan.
Mereka sigap mengambilkan dua batu untuk menahan mobil kami. Hanya satu meter saja antara aspal dan jurang.
Wow. Dada saya berdegub kencang. Lalu saya dan suami keluar, saya menggendong rakhil, suami menggandeng raniya.
Saya masih tak paham apa yang terjadi, saya perhatikan anak2 muda ini pakai kaos seragam. Oh, iya kaos tim SAR.
Saya layangkan pandangan ke sekitar.
Di belakang kami, sekitar 20 meter berjejer fortuner dan ertiga. Sepertinya sama kayak kami kejadiannya.
Di depan kami, sebelah kiri, ada rest area mini, hanya bisa menampung sekitar 7 mobil sepertinya.
"Matikan mesin, nyalakan lampu hazard, tunggu 30 menit, nanti cek rem, baru mulai berangkat. Ya Pak?" Sapa ramah salah seorang pemuda.
Saya lirik jam di tangan saya, waduh. 17.00. Setengah jam, berarti sebentar lagi petang.
Lalu kami ngobrol ala kadarnya dengan mereka. Dari obrolan itu saya tahu mereka anak2 mapala, yang sedang ditraining untuk SAR. Mereka juga yang beberapa minggu lalu ikut evakuasi mobil tercebur di rolak songo.
Fortuner belakang kami pergi. Si ibu mengulurkan uang saat salaman. Serempak mereka menolak. Eyel2an terjadi. Dan si ibu kalah.
"Kami tak ada yang mau nerima uang Bu, kami niat tulus membantu." Kata si mas yang ada di depan saya.
Saya benar2 terkesima.