Breaking News

Si Hitam dari Monrovia

Di kotak penalti lawan, Weah adalah predator yang bisa mengubah situasi sulit menjadi gol manis.

Penulis: dion db putra | Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA
George Weah 

Enam tahun kemudian (2011) Weah kembali bersaing dalam pemilihan presiden Liberia, negara mungil yang berbatasan dengan Sierra Leone, Guinea dan Pantai Gading tersebut. Kurang pengalaman dan minim dukungan rakyat, dia kalah lagi melawan Ellen Johnson-Sirleaf. Apakah dia pasrah? Ternyata tidak. Pengalaman di lapangan bola mengajarkan George Weah untuk sabar dan terus mengasah kemampuan.

Tahun 2014 dia bertarung dalam pemilu legislatif dan terpilih menjadi wakil rakyat negeri Afrika berpenduduk kurang lebih 5 juta jiwa tersebut. Sejak saat itu jalannya makin lapang menuju singgasana presiden. Popularitas Weah kian menjulang. Pada pemilu presiden bulan Oktober 2017, Weah penuh percaya diri bersaing melawan Joseph Boakai yang adalah Wakil Presiden Liberia dalam 12 tahun terakhir. Boakai memimpin Liberia selama dua periode bersama Presiden Ellen Johnson-Sirleaf.

Dalam pemilu tahun ini, George Weah meraih kemenangan di 12 dari 15 daerah pemilihan di negara yang terletak di pesisir Afrika Barat tersebut. Weah yang kini berusia 51 tahun akan menggantikan Ellen Johnson Sirleaf sebagai presiden Liberia bulan Januari 2018, dalam transisi demokratis pertama negara tersebut sejak tahun 1944. Kesabarannya selama 12 tahun berbuah manis.

Terkait kesuksesannya memenangi pemilu presiden, Weah mengucapkan terima kasih kepada rakyat Liberia melalui akun Twitter pribadi. "Dengan rasa yang terdalam, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat Liberia yang sudah memilih saya hari ini," tulis Weah pada hari Natal kedua, Selasa 26 Desember 2017.

Menurut konstitusi Liberia, George Manneh Oppong Ousman Weah akan menjabat selama enam tahun (2018-2024) dan maksimal berkuasa selama dua periode.

Si hitam dari Monrovia kembali memancarkan sinar inspirasi bagi anak-anak Afrika dan dunia bahwa mantan pemain bola bisa menjadi presiden negara yang berdaulat. Resepnya sederhana, tekun, total, tidak mudah menyerah. Kalah berkali-kali itu biasa karena kemenangan bukan mustahil.

Hari ini dan hingga enam tahun mendatang, orang akan menyapa namanya dengan santun, Mr. President, yang terhormat tuan Presiden Weah. Proficiat! *

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved