Ada 7 Fakta Seputar BAB yang Mungkin Kamu Perlu Ketahui! Terpengaruh dari Hormon Ini Juga

tidak ada kata "normal" dalam urusan buang hajat ini. Kalau pun ada, "hanya" normal dari perpektif orang saja.

Editor: Rosalina Woso
ISTIMEWA
Ilustrasi: buang air besar (BAB). 

POS-KUPANG.COM--Berapa kali sehari Kamu BAB ( buang air besar) dalam sehari?

Lalu, benarkah "BAB" harus setidaknya 1-2 kali sehari?
Berikut ini adalah tujuh fakta seputar BAB yang mungkin Kamu perlu tahu.

1. Tidak ada aturan soal berapa kali BAB sehari
"Rata-rata orang buang air besar satu atau dua kali sehari," kata Felice Schnoll-Sussman.

Felice Schnoll-Sussman adalah Direktur Pusat Kesehatan Gastrointestinal Jay Monahan di New York-Presbyterian dan Weill Cornell Medicine.

"Tapi banyak orang yang melakukannya lebih sering."
"Tidak buang air besar dalam sehari, dua hari atau bahkan tiga hari juga masih baik-baik saja."

"Singkatnya, jika Kamu merasa baik-baik saja, tidak sakit perut, tidak ada masalah lainnya, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Felice.

Menurut Felice, tidak ada kata "normal" dalam urusan buang hajat ini. Kalau pun ada, "hanya" normal dari perpektif orang saja.

Ingin BAB setelah makan tidak selalu pertanda ada masalah pada pencernaan.

Jika setelah makan Kamu ke kamar mandi, itu bukan karena Kamu memiliki sistem pencernaan yang "super efisien", tapi karena saluran pencernaan Kamu yang "tidak tumbuh".

"BAB tepat setelah Kamu makan adalah refleks pada bayi," kata dia.

Uniknya, bagi sebagian orang, reflek itu tidak pernah hilang.

Ilustrasi
Ilustrasi (kompas.com)

Meski mungkin tidak ideal, harus ke kamar mandi setelah makan, namun fenomena itu tetap tergolong normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Kotoran yang Kamu buang setelah makan, bukanlah kotoran dari makanan yang baru saja dimakan. Jadi, tubuh Kamu memiliki banyak waktu untuk menyerap nutrisi.

Satu-satunya masalah, kata Felice, adalah jika kotoran berair, mengapung, dan berbau menyengat. Itu mungkin berarti Kamu tidak menyerap lemak dengan baik.

Dalam kasus semacam ini, Kamu harus membuat janji dengan dokter.

4. Kopi merangsang BAB

Kafein pada kopi merangsang perut "bergolak" dan mendorong Kamu ke kamar mandi.

 Zat itu membuat kontraksi pada usus, yang pada gilirannya mendorong tinja ke arah dubur.

Itu sebabnya banyak orang minum kopi di pagi hari untuk merangsang BAB.

5. Menstruasi jadi sering BAB

Ketika menstruasi, perut Kamu sering terasa kram dan kembung, dan lebih banyak waktu di toilet.

Hal itu berkaitan dengan hormon. Para ilmuwan percaya itu karena hormon yang Kamus dilepas selama siklus haid.

Ilustrasi perempuan sedang menstruasi (Bhataramedia.com)
Ilustrasi perempuan sedang menstruasi (Bhataramedia.com) ()

Hormon itu disebut prostaglandin, yang memicu rahim untuk berkontraksi, dan kadang masuk ke dalam perut. Hal inilah yang menyebabkan pencernaan berkontraksi juga.

Kemudian, jika perut berkontraksi berarti Kamu akan lebih banyak buang air besar.

6. Jongkok posisi terbaik

Jika Kamu merasa ingin BAB tapi ketika sudah duduk di kloset, kotoran sulit keluar, menurut Felice, kondisi itu bisa terjadi karena posisi duduk yang tidak benar.

Ilmu pengetahuan telah membuktikan, posisi paling efektif untuk mengeluarkan tinja, bukan pada posisi duduk, tapi jongkok.
Posisi jongkok mengubah posisi rektum sedemikian rupa, sehingga berada pada sudut yang memungkinkan kotoran keluar dengan sedikit usaha.

7. Sulit BAB saat liburan
Kamu mungkin sering mengalami hal ini. Kamu menikmati liburan, tapi belum ke toilet berhari-hari.
Sebuah studi memperkirakan, 40 persen orang mengalami konstipasi liburan. Jadi apa masalahnya?

"Hanya duduk di pesawat selama beberapa jam sudah cukup untuk mengeringkan usus besar Kamu," kata Felice.

Tekanan atmosfer di dalam pesawat berbeda dengan tekanan di luar, sehingga perlahan menyedot air dari tubuh dan usus.

Dehidrasi yang memburuk saat Kamu menghabiskan waktu di pantai atau jalan-jalan, dan lupa minum air sebanyak yang dilakukan di rumah, juga bisa membuat sulit BAB.

Sementara itu, Kamu mungkin makan banyak makanan -mungkin goreng dan lemak, yang biasanya tidak dimakan.

Kemudian, keinginan buang air di tempat yang tidak biasa -mungkin di zona waktu yang berbeda- juga bisa membuat kotoran jadi "enggan" keluar. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved