Yayasan TLM Membangun Masyarakat Bermodalkan Kolekte, Simak Perjalanan Sejarahnya
Bermodalkan recehan kolekte jemaat Rp. 2,5 juta, para pengurus bekerja menempati gedung milik gereja di Jalan Soekarno No 14 Kupang.
Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
Di Sulawesi Tengan (Palu) satu cabang, dan Bali satu kantor cabang di Buleleng. KSP melayani pinjaman masyarakat melalui kelompok "SeSaMa" (PerSekutuan uSaha bersaMa), yaitu kelompok yang beranggotakan perempuan. Pada tahun 2017, jumlah anggota SeSaMa mencapai 70.000 perempuan dengan portofolio Rp 73.544.285.341. Jenis usaha yang dilayani adalah usaha pertanian, peternakan, kios, kerajinan, home industry dan pedagang kecil di pasar yang dikelola oleh perempuan.
Koperasi Konsumen TLM
Tak hanya BPR TLM dan KSP TLM, tahun 2014, Yayasan TLM mendirikan lagi Koperasi Konsumen TLM. Koperasi ini melayani kebutuhan pegawai dan anggota masyarakat lainnya yang membutuhkan pinjaman konsumtif.
KK TLM ini juga mempunyai kegiatan niaga berupa supermarket, pemeliharaan ternak babi, fotokopi, dan penjualan alat tulis kantor (ATK). Unit usaha ini dipimpin dan dikelola oleh Jocebeth Bire sebagai manajer. Hingga kini koperasi konsumen TLM telah melayani anggota sebanyak 289 orang dan akan terus bertambah.
Berawal dari dua orang tenaga kerja, saat ini Yayasan TLM telah memperkerjakan staf sebanyak 696 orang. (eni)