Nuansa Budaya Lamaholot Mewarnai Perayaan HUT ke 17 AMA Kupang
Saat merayakan HUT ke 17 AMA Kupang, para mahasiswa membuat kreasi seperti ini
Penulis: Andri Atagoran | Editor: Marsel Ali
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Andri Atagoran
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kehadiran sebagian anggota Angkatan Muda Adonara (AMA) Kupang dengan balutan pakaian adat Lamaholot memberikan warna yang berbeda dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 17 AMA Kupang di Aula Museum Daerah NTT, Kupang, Sabtu (16/12/2017).
Perayaan HUT AMA Kupang kali ini dimeriahkan dengan sajian pentas semi tradisional Lamaholot dari kelompok mahasiswa yang berasal dari beberapa kecamatan di pulau Adonara.
Beberapa tarian yang disajikan pada kesempatan tersebut di antaranya, Hedung dari Ile Boleng, Tubak Mula dari Kecamatan Adonara Tengah dan Puisi dalam nuansa lamaholot dibawakan kelompok mahasiswa Kecamatan Kelubagolit.
Sorak sorai dan riuh tepuk tangan penonton yang hadir bergemuruh saat setiap kelompok seni budaya tersebut tampil spektakuler di atas panggung.
Ketua AMA Kupang, Paskalis Eba Pure mengatakan, generasi muda sekarang lebih banyak meniru peradaban luar sehingga ciri khas dan tradisi warisan leluhur semakin memudar.
"Ini menjadi tantangan bersama dan AMA Kupang di HUT ke 17 ini ingin mengajak semua generasi muda mengingat dan mengembangkan kembali warisan leluhur yang sangat bernilai ini," kata Paskalis.
Paskalis berharap setiap anggota AMA Kupang dapat memetik nilai-nilai budaya yang ditampilkan lewat pentas seni budaya.
"Mari kita jadikan ini sebagai modal dasar dalam membangun peradaban dan menghadapi tantangan perubahan zaman," kata Paskalis.
Sementara itu, satu di antara alumni AMA Kupang yang hadir dalam kesempatan tersebut, Husen Riangborot menekankan pentingnya AMA Kupang hadir sebagai organisasi yang memberikan peran dalam setiap aspek pembangunan di tengah masyarakat.
"Kita ditantang untuk terus menggali potensi diri di tengah-tengah persaingan globalisasi dan harus benari menyatakan diri siapa kita dalam karakter budaya lamaholot," tegas dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Kupang tersebut. (*)