Stop Mencap Waria Sebagai Orang Tak Berguna
Ini yang diharapkan sikap masyarakat terkait dengan para penderita HIV/Aids, waria dan lain-lain
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Marsel Ali
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Stigma terhadap penderita HIV dan AIDS tentu selalu negatif. Ini memang sudah menjadi suatu hal yang dialami oleh para penderita HIV dan AIDS.
Selain penderita HIV dan AIDS, para LBGT, Gay dan Waria juga merasakan hal yang sama.
Dimana Mereka dicap negatif ditengah masyarakat. Mereka juga diperlakukan tidak adil di tengah masyarakat.
Hal itu diakui oleh salah satu narasumber kegiatan seminar tentang HIV dan AIDS yang diselanggarakan relawan HIV dan AIDS NTT, di Aula Eltari Kupang, Sabtu (9/12/2017).
Narasumber itu namanya, Samanta Keren. Ia merupakan ketua waria Kota Kupang. Pada kesempatan itu, Karen, mengaku, stigma itu sudah ia rasakan setiap hari. Tapi ia tetap tegar menghadapi semua itu.
"Stigma itu sudah menjadi makanan saya setiap hari. Ketika keluar dari rumah saya sudah siap untuk di cap sebagai seorang manusia yang tidak baik. Itu yang saya alami," ungkapnya.
Ia mengatakan, seharusnya orang-orang tidak menilai dari luar saja dan harus lebih mengenal jauh tentang apa yang para waria rasakan.
Seharusnya lihat dari sisi positif saja negatifnya tidak dilihat. Karena yang menjalani bukan kalian tapi diri sendiri.
"Sebenarnya harus melihat prestasi. Bukan nilai dari luar. Prestasi saya lebih kuat dari kalian. Mental saya dilatih ketika keluar dari rumah saya sudah siap untuk menerima itu semua. Tapi saya tetap kuat dan tegar untuk melawan semua itu. Karena hidup saya bukan mereka yang jalani tapi saya sendiri. Saya harus siap karena ini yang saya jalan sebagai seorang gay," ungkap Keren.

Ia berharap agar mahasiswa tidak mencap waria sebagai orang yang tidak berguna.
"Saya harap untuk kalian menjadi cerdas untuk menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat," ungkap Karen.
Narasumber lain, dr. Clive dari RS. Wirasakti Kupang, menjelaskan, stigma terhadap ODHA, LGBT, Waria dan Gay, masih melekat pada tenaga kesehatan.
"Memang tidak bisa dipungkiri tenaga kesehatan masih mendiskriminasi terhadap penderita HIV. Maka kita saat ini harus mulai mengubah stigma itu lewat sosialisasi dan pemberian pemahaman kepada tenaga kesehatan supaya stigma itu hilang," ungkap dr. Clive.
Ia mengatakan, selama ini sudah ada upaya untuk mengubah stigma negatif melaui sosialisasi dan pelatihan-pelatihan. Supaya ubah stigma negatif terhadap ODHA.