Aniaya Anaknya Hingga Tewas, Ternyata Ibu Ini Hanya Bermaksud Memberi 'Pelajaran'
Beberapa saksi menerangkan, NW juga kerap memukul GW baik pagi, siang, dan malam hari.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - NW (26) hanyalah seorang buruh cuci harian yang tinggal di sebuah kos-kosan di Jalan Asem Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (11/11/2017).
Namun, ia begitu tega menganiaya balita laki-lakinya, GW (5).
Kejadian ini dilakukannya akibat kesal terhadap GW yang seringkali ngompol.
"Motifnya karena kesal dengan balitanya yang seringkali ngompol di celana dan tempat tidur," ucap Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Roycke Harry Langie, Minggu (12/11/2017).
Lanjut Royke, karena sang balita melakukan kebiasaan buruk tersebut, Novi pun naik pitam dan menganiayanya sampai tewas di rumah sakit.
"Penganiayaan di kediamannya itu, dilakukan dengan cara sabet pakai sapu lidi, cubit, menampar, pukul, hingga menutup wajah anaknya dengan plastik, serta menjerat leher anaknya dengan tali rafia," katanya.
Motif pelaku, tega menyiksa anaknya hanya untuk memberikan hukuman semata.
Tetapi, hukuman itu pun lambat laun membuat GW tersiksa.
"Pengakuannya pelaku (Novi) cuman memberi pelajaran kepada anaknya. Sebab si anak suka mengompol di kasur. Karena suka mengompol di kasur dia jadi kesal," katanya.
Bukan hanya itu yang me,icu kekesalan Novi, anaknya belakangan ini pun sering tidak menggubris apa yang disuruh orangtuanya.
"Tidak hanya itu, sikap anak yang belakangan terlihat berubah, salah satunya tidak menuruti dengan orangtua. Hal ini menjadi alasan tambahan Novi menyiksa si anak," kata Roycke.
Tak hanya kesal karena mengompol, mirisnya perekonomian Novi yang berstatus janda telah membuatnya semakin kalap guna menganiaya anaknya.
"Pelaku (Novi) kondisi stres ekonomi keluarga. Dalam desakan tidak memiliki pekerjaan tetap, mau tak mau pelaku ini pun diwajibkan hidup bersama anaknya (GW) dalam kondisi minim keuangan," katanya.
Atas perbuatannya, Novi terancam mendekam di penjara selama 15 tahun.
Ia dijerat Pasal 80 ayat 3 junto Pasal 76 C undang-undang RI nomor 35 tahun 2014.
Sementara itu, Kabid Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel menerangkan, beragam masalah itu menjadikan anak menjadi korban kekerasan orangtuannya.
"Selain disebabkan faktor lain, seperti kurang perhatian, pasangan berselingkuh, di himpitan ekonomi juga. Berbagai masalah lainnya bisa langsung menjadi penyebab kekerasan anak," katanya.
Anak menurutnya menjadi sasaran yang mudah sebagai pengganti kekesalan dan amuk orangtuanya.
"Target lunak di dalam rumah itu, adalah anak," katanya.
NW (26) lalu menjalani tes kejiwaan.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Roycke Harry Langie menjelaskan bahwa Novi, saat ini, dilakukan tes kejiwaannya.
"Pelaku merupakan ibu kandung sendiri yang berinisial NW," kata Roycke, Minggu (12/11/2017).
Diketahui, NW menganiaya GW di sebuah kost-kostan kontrakan yang berada di Jalan Asem Raya.
"Penganiayaan ini belum diketahui apa motifnya. Janda beranak satu ini masih kami periksa berikut dites kejiwannya," katanya.
Dijelaskannya, dalam kurun dua bulan terakhir ini, diduga kuat, NW kerap memberikan tindak kekerasan terhadap anak laki-lakinya.
Menurut Roycke, beberapa saksi menerangkan, NW juga kerap memukul GW baik pagi, siang, dan malam hari.
"Pelaku (NW) terancam hukuman penjara yang selama 15 tahun. Beberapa saksi yang saat ini terus kami periksa, memang NW kerap berikan tindak kekerasan terhadap anaknya. Mengenai proses penyelidikan terhadap NW, masih kami lakukan sampai saat ini," jelasnya Roycke.
Royke juga membenarkan, banyak ditemukan luka memar di sekujur tubuh GW.
Hal ini, papar Roycke, merupakan bentuk kekerasannya yang dilakukan NW terhadap GW.
"Langkah penyidikannya juga sudah kita ambil, termasuk langkah pemeriksaannya baik visum maupun autopsi," kata Roycke di Polres Metro Jakarta Barat.
Cerita tindak penganiayaan terhadap anak kandung yang dilakukan oleh ibunya sendiri, NW (26) warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sungguh mengenaskan.
GW (5), sang anak tidak hanya dipukuli dan diampar Novi Wanti di dalam kontrakan. Novi pernah menyemrprot wajah GW dengan cairan pembasmi serangga.
GW adalah anak laki-laki yang juga anak semata wayang Novi.
"Awal mula saya tahu kejadian ini dari teriakan ojek online dan gaduhnya kamar kos Novi di kamar 203. 'Ya Tuhan.. Yaa Tuhaan.. Astagaa..' itu teriakan itu saya dengar. Akhirnya saya pun menuju ke suara gaduh itu. Ternyata gaduhnya memang sudah ramai penghuni dan warga. Saat itu, Novi terus memukuli dan menyemprot wajah anaknya walaupun warga sudah berada di lokasi," jelas Bryan Adam sebagai pemilik di kostan-kotrakan itu, Minggu (12/11/2017).
Dalam kejadian yang berlangsung Sabtu (11/11/2017) sekitar pukul 17.00 WIB itu, Bryan sempat melihat Novi menampar anaknya dua kali saat turun ke lantai bawah.
"Akhirnya, Novi dan tukang ojek (Mariono) melarikan GW ke rumah sakit Graha Kedoya. Kala itu, dokter di IGD RS Graha Kedoya menanyakan penyebab GW ini terluka. Novi hanya jawab jika hanya menyemprotkan cairan serangga ke wajah serta menyekapkan kepala anaknya dengan kantong plastik. Tidak hanya itu ia mengaku ke dokter itu memukuli anaknya menggunakan sapu lidi," jelas Bryan. (Warta Kota)