Puluhan Siswi di SMA Negeri 1 Lewoleba-Lembata Kerasukan Berjam-jam

Peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba itu memaksa kepala sekolah, Bachtiar Aziz untuk meliburkan seluruh siswa, Senin (16/10/2017).

Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Venny (tertidur di lantai), siswi SMA Negeri 1 Lewoleba, sedang kerasukkan, Senin (16/10/2017) siang. 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Frans Krowin

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA – Sekitar 30 siswi SMA Negeri I Lewoleba, Kabupaten Lembata, mengalami kerasukan saat sedang apel pagi.

Peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba itu memaksa kepala sekolah, Bachtiar Aziz untuk meliburkan seluruh siswa, Senin (16/10/2017).

Informasi yang dihimpun Pos Kupang, menyebutkan, pagi itu para guru dan siswa masuk sekolah seperti biasa. Ketika tiba giliran untuk apel pagi pukul 06.30 Wita, semua komponen sekolah hadir seluruhnya.

Namun tak disangka, tiba-tiba terjadi peristiwa itu di halaman sekolah. Seorang siswi berteriak tanpa sebab. Siswi itu juga meronta-ronta tanpa diketahui sumber persoalannya.

Peristiwa itu membuat seluruh warga sekolah panik. Apalagi kerasukan pagi itu merambat demikian cepat dari satu siswi ke siswi lainnya.

Artinya, setelah seorang siswi meronta-ronta sambil berteriak, tiba-tiba kejadian yang sama menular kepada siswi yang lainnya.

“Kejadiannya sangat cepat. Saat satu siswi berteriak-teriak, pada saat yang hampir bersamaan siswi yang lain pun berteriak-teriak. Saat itu anak-anak panik, guru-guru juga sama,” ujar sejumlah guru dan siswa saat ditemui Pos Kupang secara terpisah, Senin siang.

Melihat kejadian itu, Kepala SMA Negeri 1 Lewoleba, Bachtiar Aziz langsung meliburkan seluruh siswa.

Ia khawatir, jangan sampai ada peristiwa ikutan yang bisa saja menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami terpaksa meliburkan siswa karena khawatir ada peristiwa ikutan. Anak-anak kami liburkan satu hari saja,” ujar Bachtiar ketika ditemui Pos Kupang saat hendak pulang sekolah sekitar pukul 12.00 Wita.

Sejumlah siswa menuturkan, kerasukan para siswi itu terjadi sejak Sabtu (14/10/2017) saat kegiatan pramuka pada sore hari.

Ketika kegiatan ekstrakurikuler sedang berlangsung, tiba-tiba para peserta terutama perempuan berteriak-teriak.

Peristiwa tersebut mengakibatkan kegiatan pramuka dihentikan.

Apesnya, seorang peserta yakni Venny, malah terus kesurupan hingga tengah malam. Dan, tepat pukul 00.00 Wita, Venny terbebaskan dari masalah tersebut.

Kejadian itu, tutur siswa, ternyata berlanjut Senin (16/10/2017) pagi. Dalam kejadian itu, sedikitnya 30 siswa kerasukan bersamaan. Dan, Venny kembali menjadi korban. Kali ini Venny dirasuki sejak pukul 06.30 Wita hingga sekitar pukul 12.00 Wita. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved