Akibat Konsumsi Minuman Berenergi, Suami Wanita Ini Jadi Begini, Kondisinya Memprihatinkan!
Seorang ayah baru bernama Austin, harus menghadapi dampak mengonsumsi minuman berenergi. Hidupnya hancur berantakan.
Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: Salma Fenty Irlanda
POS-KUPANG.COM --Bagi sebagian orang, mengonsumsi minuman berenergi dianggap menjadi cara mudah untuk menjalani hari.
Padahal, kandungan kafein dan gula pada minuman bernergi benar-benar membawa dampak yang kurang baik bagi tubuh mereka.
Bulan April lalu, seorang remaja di South Carolina meninggal mendadak akibat overdosis kafein yang terkandung di dalam minuman berenergi.
Sekarang, kenyataan serupa harus diterima seorang ayah baru bernama Austin.
Baca: Dikira Anjing Buang Kotoran di Depan Toko, Pemilik Syok Tahu Asal Muasalnya! Ternyata. . .
Austin menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengatasi jadwal kerja yang padat, dan telah mengubah fisiknya selamanya.
Kisahnya dibagikan oleh istrinya, Brianna beberapa minggu lalu di laman Facebooknya.
Ia menceritakan bagaimana minuman berenergi membuat hidupnya hancur berantakan.
Kisahnya semakin terasa tatkala seorang fotografer bernama Sara Endres asal Sacramento, California, mengabadikan beberapa potret yang menggambarkan perjuangan keluarga muda tersebut.
Baca: Pria Bangladesh ini Tidak Bisa Berjalan Selama 40 Tahun, Bikin Anak-anak Takut!
Berikut kisah yang Brianna tulis pada akun Facebooknya, dilansir dari boredpanda.com, Sabtu (14/10/2017).
Halo, namaku Brianna, dan inilah ceritaku...
Cinta bukanlah hal kecil, bukan hanya soal panggilan telepon, kencan, atau bahkan kenangan.

Cinta adalah mengorbankan hal-hal yang bahkan Anda tidak pernah tahu jika Anda bisa berkorban.
Cinta itu tanpa pamrih.
Pernahkah Anda merasakan hidup lebih bergetar?
Pernahkah Anda terkena begitu banyak gejolak emosional sampai pada titik di mana segala sesuatu di sekitar Anda menjadi kabur dan terguncang?
Paru-paru Anda terasa kencang dan sedetik pun Anda tidak dapat melakukan apapun.
Tidak dapat bergerak, berpikir, bahkan bereaksi sekali pun.
Saya pernah, saya mengalami sesuatu yang tidak pernah saya duga akan saya alami.
Dan itu terjadi saat saya tengah mengandung anak saya, di usianya yang ke- 9 bulan.
Hamil harusnya menjadi sesuatu yang paling menakjubkan bagi seorang wanita.
Mengalami cinta tanpa syarat untuk seseorang yang belum pernah ditemui.
Austin dan saya sangat senang jika kami akan segera berjumpa dengan anak laki-laki kami, membawanya pulang, menjadi keluarga.
Hingga jadwal kerja Austin yang padat justru mendaratkannya di keranjang tidur rumah sakit.
Malam itu, ibu mertuaku menelepon dan mengatakan jika Austin mengalami kecelakaan.
Ia dikabarkan mengalami pendarahan otak.
Para dokter mengatakan hal tersebut terjadi disebabkan karena konsumsi minuman berenergi yang berlebihan baru-baru ini.
Ia pun dioperasi.
Satu pendarahan yang tragisi dan beberapa operasi susulan, meninggalkan lubang yang tidak dapat diperbaiki di bagian depan tengkoraknya.
Dan saya, hampir melahirkan anak kami yang pertama.
Austin belum tersadar dari serangkaian operasi yang ia jalani.
Saya hanya berharap ia akan selamat karena waktu saya melahirkan akan segera tiba.
Baca: Hamil Empat Bulan, Begini Kebahagian Siti Nurhaliza Setelah 11 Tahun Menanti
Saya benar-benar berharap Austin ada di sisiku menggenggam tanganku saat saya melewati momen yang paling besar dalam hidup kami ini.
Namun, keajaiban terjadi.
Austin terbangun, meskipun saya tak mampu melihat wajah anak saya yang benar-benar menyerupai ayahnya.
Ia baru benar-benar bertemu bayinya dua bulan kemudian.

Minggu-minggu berlalu, dan Brianna harus menghadapi kenyataan jika suaminya mengalami cacat permanen.
Meskipun demikian, ia tetap menghadapi kenyataan itu dengan besar hati.
Saya terbangun setiap hari untuk merawat anak laki-laki kami yang tampan. Menyiapkan makanan, melakukan terapi fisik, terapi wicara dan terapi okupasi.

Dia bukan lagi orang yang sama seperti yang saya cintai dulu, tapi setiap hari saya terus menerus jatuh hati padanya.
Kami berjuang membantunya sembuh, membuat hidupnya lebih baik.
Suatu hari hal itu akan terjadi, saya tidak akan pernah menyerah padanya.
Karena cinta itu tanpa pamrih, dan aku mencintainya dari pada hidup saya sendiri.

Kisah mereka benar-benar menyayat hati, namun membuktikan jika cinta sejati dan pengorbanan benar-benar ada.
Seharusnya orang-orang lebih serius menanggapi risiko yang dihadapi dari mengonsumsi minuman berenergi.
Bagaimana menurutmu? (TRIBUNNEWS.COM/Salma Fenty Irlanda)