8 Kasus Bunuh Diri yang Mengguncang Publik NTT, Nomor 2 dan 6 Membawa Serta Janin

Banyak orang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri problemnya dengan mengakhiri juga hidupnya.

Editor: Alfons Nedabang
POS KUPANG/KOLASE
Fidelia Fatima (21) dan Sandro Alvian Banu (21) yang tewas gantung diri pada tempat dan waktu berbeda di Kota Kupang. 

Aparatur Sipil Negara pada Dinas Perikanan Kabupaten TTS ini pertama kali ditemukan anggota keluarganya dan sekuriti RS Siloam.

Yulius berada di RS Siloam untuk menjaga istrinya, Yanti Tse yang dirawat di RS Siloam Kupang.

"Saya ke kamar mandi tetapi terkunci dari dalam. Saya kemudian panggil sekuriti membantu membuka pintu. Saat pintu berhasil dibuka korban dalam kondisi tergantung," tutur Yunita Tualaka, saksi mata.

Kasat Reskirm Polres Kupang Kota, AKP Lalu Musti Ali mengatakan, dari hasil pemeriksaan dokter, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

"Korban mengalami asphxia (kekurangan oksigen) juga di ketahui korban mengeluarkan darah dari mata dan hidung karena pecahnya pembuluh darah. Terdapat alur jerat di leher, lidah tergigit dan mengeluarkan air mani. Dari hasil pemeriksaan ini, bisa disimpulkan korban murni bunuh diri," jelas Lalu Musti Ali.

2. Bunuh Diri Saat Sedang Hamil

Mahasiswi Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) St. Paulus Ruteng, Yunarsia Yasinta (21) ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Jalan Kemuning Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Kamis (30/3/2017) sekira pukul 10.00 Wita.

Yunarsia Yasinta saat masih hidup
Yunarsia Yasinta saat masih hidup (istimewa)

Yunarsia bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan kain gorden. Saat gantung diri korban memakai baju hitam dan kain hitam.

Saat mengakhiri hidupnya, mahasiswi asal Ngkiong, Desa Ngkiong Dora, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggai Timur sedang hamil 4 bulan.

Informasi mengenai kehamilan korban dibuktikan dengan adanya rekaman USG (Ultrasonografi) hasil pemeriksaan dokter spesialis kandungan di Ruteng.

Kasat Intel Polres Manggarai, Iptu Yuan Irsyadi mengatakan, kuat dugaan korban bunuh diri karena stres dengan kekasihnya.

Hal itu diketahui dari isi beberapa pesan singkat yang terdapat di dalam telepon genggam milik korban.

"Isi pesan singkat korban dan kekasihnya tidak harmonis. Tapi ini masih dugaan loh ya. Ada SMS terakhir korban berbunyi `KAU JANGAN KETEMU SAYA LAGI' namun kekasihnya tidak menjawab SMS itu," urainya.

3. Bunuh Diri di Lopo

Kasus bunuh diri ini terjadi di Kabupaten Kupang. Korbannya, Jenedi Lopes Mau (25).

Jenedi Lopes Mau (25) saat masih hidup
Jenedi Lopes Mau (25) saat masih hidup (ISTIMEWA)
Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved