El Tari Memorial Cup 2017
Curahan Hati Suporter PSN Ngada Ini Bikin Mata Berkaca-kaca, Terkuak Alasan PSN Ngada Mundur
Meski pertandingan belum berakhir karena kondisi Stadion Marilonga yang tidak kondusif, panitia tetap mengumumkan pemenang dalam turnmane dua tahunan
Penulis: Djuwariah Wonga | Editor: Djuwariah Wonga
POS-KUPANG.COM- Final El Tari Memorial Cup 2017 sudah berakhir.
Meski pertandingan belum berakhir karena kondisi Stadion Marilonga yang tidak kondusif, panitia tetap mengumumkan pemenang dalam turnmane dua tahunan tersebut.
PERSE Ende yang ketika itu unggul 1-0 atas PSN Ngada lewat gol Adi Atep, memboyong piala ETMC tahun ini.
Ketika suasana Stadion Marilonga kian tak terbendung, para pemain PSN Ngada memang memutuskan untuk tidak kembali ke lapangan.
Hal tersebut sontak membuat kecewa para suporter PSN Ngada yang sudah datang dari jauh untuk mendukung tim kesayangan mereka.
Seperti curahan hati salah satu suporter PSN Ngada berikut ini, sungguh mengharukan.

Maafkan kami masyarakat ngada dan ngadamania semuanya....
Pertimbangan keamanan, kenyamanan dan keselamatanlah yg menjadi latar belakang kita tdk melanjutkan pertandingan.
Kita bertanding krn ada jaminan keamanan namun dlm kenyataannya kita hanya dijadikan bulan2an oleh wasit, panitia dan asprov NTT.
Beberapa pemain kita dipukul namun tdk ada sanksi dari wasit baik itu cukup sekedar pelanggaran.
Selama pertandingan anak2 kita terus dilempari.
Puncaknya ketika salah seorang pemain kita OSCAR DAGA dipukul oleh pemain perse bernomor punggung 7 bernama alvian sehingga timbulah reaksi salah seorang pemain kita utk mendorong alvian, hal ini yg memicu masuknya ribuan sporter ende mengejar para pemain kita menggunakan kayu dan balok.
Pertanyaannya kog didalam stadion ada kayu dan balok? Awalnya kita sgt berkeberatan utk bermain krn alasan keamanan, dan sesuai aturan serta regulasi PSSI dan FIFA situasi tadi sangat tdk layak utk dilakukan sebuah pertandingan apalagi laga Grand Final namun krn ada jaminan keamanan dan setelah minta pertimbangan Bapak Bupati dan wakil bupati kita akhirnya harus menjunjung tinggi sportifitas dgn dan siap bermain...
Kita memutuskan utk berhenti bermain krn alasan keamanan yg ditimbulkan oleh pihak ke tiga dan itu ada dalam regulasi PSSI maupun FIFA dan kita akan bermain disaat situasi memungkinkan atau hal lain yg situasinya dianggap kondusif utk dilakukan sebuah pertandingan namun disela2 keadaan ini panitia dan asprov mengambil kesempatan utk mengumumkan perse ende sebagai juara dgn berpedoman pada regulasi PSSI dan FIFA.
Naif, krn panitia dan asprov sendiri sedang mengangkangi dan memperkosa aturan PSSI dan juga FIFA.