NTT Masih Butuh Banyak Dokter Spesialis
Ini yang dikatakan dekan fakultas kedokteran Undana terkait dengan kebutuhan dokter spesialis di NTT
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Marsel Ali
Laporan wartawan Pos Kupang, Oby Lewanmeru
POS KUPANG.COM, KUPANG - " Selama ini, pengadaan dan distribusi dokter-dokter spesialis di NTT, masih bergantung pada pemerintah pusat,yakni Kemenkes RI. Pemerintah NTT harus mempunyai program pengadaan dokter spesialis,"
Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Undana, dr.Bobby Koamesah, MMR,MPK kepada Pos Kupang, Senin (10/7/2017).
Menurut Bobby, selama ini masih ada kendala menyangkut dokter spesialis di NTT, salah satunya, yakni ketergantungan dari Kemenkes dalam mendistribusi dokter-dokter spesialis.
"Kita di NTT masih terus bergantung pada belas kasihan Kemenkes RI dalam menempatkan dokter spesialis ke daerah ini. Pada salah satu sisi pemerintah juga belum miliki program khusus menarik dokter spesialis," kata Bobby.
Dijelaskan, kebutuhan dokter spesialis di NTT masih cukup tinggi seiring denga berkembangnya rumah sakit di NTT, khususnya di Kota Kupang.
Lebih lanjut, dia mencontohkan, kebutuhan untuk rumah sakit seperti tipe C, minimal harus ada tujuh jenis/macam dokter spesialis.
"Di NTT saat ini ada sekitar 40 rumah sakit, maka bisa kita kalkulasi kebutuhan dokter spesialis 7 x 40 orang dokter spesialis. Khusus untuk RSU Prof.WZ Johannes Kupang, harus punya dokter spesialis yang lengkap. Tapi kenyataannya belum lengkap," katanya.
Ditanyai soal tahapan dokter umum menjadi spesialis, ia mengatakan, setelah meraih gelar dokter umum, maka dokter itu harus bersekolah lagi sekitar 4-5 tahun untuk mengambil spesialis.
"Kesulitan lain dahulu kita di NTT mau kirim sekolah dokter umum dari anak-anak atau putra asli NTT, belum terlalu banyak. Termasuk dokter PTT di NTT. Dokter PTT yang ada di NTT, setelah ambil spesialis tidak lagi bertugas di NTT," ujarnya.
Bobby juga mengatakan, sekarang Fakultas Kedokteran Undana sudah menamatkan 150 lulusan yang merupakan anak-anak NTT.
"Mereka putra-putri asal NTT yang siap di sekolahkan untuk jadi spesialis di seluruh kabupaten-kota. Pasti mereka tidak lari karena rumah mereka sendiri," ujarnya. (*)