Marius Jelamu Bertekad Menduniakan NTT Melalui Pariwisata, Ini Ide dan gagasannya yang Cemerlang
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, mengapresiasi Gubernur NTT dan jajarannya karena berhasil 'menyulap' Flobamorata menjadi destinasi wisata dunia
Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman

Menteri Pariwisata RI, Dr. Arief Yahya, mengapresiasi Gubernur NTT dan jajarannya karena berhasil 'menyulap' Flobamorata menjadi destinasi wisata dunia. Angka kunjungan wisatawan domestik dan internasional meningkat tajam sampai 100 persen tahun 2016 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya membuat NTT semakin tersohor. Bahkan Menpar memperingatkan NTB karena bisa dilampaui NTT. Apa yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT? Simak wawancara wartawan Pos Kupang, Benny Dasman, dengan 'nakhoda' dinas ini, Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si, di Kupang, pekan lalu.
Gubernur NTT menaruh harapan besar kepada Anda untuk memajukan pariwisata NTT. Apa tekad Anda?
Saya bertekad menjadikan pariwisata NTT sebagai salah satu sektor ekonomi yang menjanjikan di masa depan. Ekonomi NTT yang selama ini berbasis produksi dipadukan dengan ekonomi berbasis jasa. Hasilnya mulai nyata. Kunjungan wisatawan domestik dan internasional ke NTT terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan konektivitas udara, darat, dan laut yang semakin lancar dari berbagai arah. Bandara El Tari di Kupang dan Bandara Komodo di Labuan Bajo kini disiapkan melayani penerbangan internasional melalui pola charter flight maupun regular flight. Karena itu, berbagai event skala lokal, nasional, regional dan internasional seperti Tour de Flores, Tour de Timor, sebagai bagian dari strategi kita menjadikan NTT mendunia. Terobosan baru, kita bekerja sama dengan Carnival Shipping Line, operator cruise terbesar dunia agar rutin mendatangkan kapal pesiar ke NTT. Selama ini home port kapal pesiar dunia di Singapura dan di Indonesia mereka hanya lewat sehingga keuntungan ekonomisnya dinikmati Singapura. Pemerintah akan bangun home port cruise di Labuan Bajo dan call-call port di sejumlah kabupaten. Pemprov NTT juga jemput bola membahas kerja sama investasi bangun infrastruktur pariwisata dengan Spanyol dan pelaku ekonominya. Kontennya dibahas di Kupang, lalu diajukan ke Bappenas RI untuk skema bantuan luar negeri. Kita juga terus melatih pemandu wisata sebagai ujung tombak kemajuan pariwisata NTT.
Bagaimana cara menggairahkan maskapai untuk melakukan penerbangan langsung ke NTT!
Garuda Indonesia telah menerbangi kota-kota kabupaten di NTT. Kita beri apresiasi. Kelancaran konektivitas udara ini mendorong minat wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi destinasi wisata di NTT. Pemerintah saat ini sedang memperpanjang dan memperlebar bandara-bandara di NTT serta menyiapkan fasilitasnya. Pemerintah juga menyiapkan paket stimulus untuk maskapai penerbangan nasional/internasional yang terbang langsung ke Bandara El Tari dan Komodo. Paket stimulus ini bertujuan agar dua bandara internasional ini dimanfaatkan maksimal untuk mencapai target kunjungan wisatawan asing 15 juta (2017) dan 20 juta (2019). Kita harapkan Garuda Indonesia menjadi pionir memanfaatkan paket stimulus ini. Dengan demikian, NTT yang kaya destinasi wisata dan ekonomi kreatif ini terus dipromosikan ke pentas nasional dan dunia. Kita juga bersyukur konektivitas udara dari Jakarta-Labuan Bajo-Denpasar; Denpasar-Labuan Bajo-Ende-Kupang; Jakarta-Surabaya-Kupang; Denpasar-Maumere-Kupang dan sebagainya semakin lancar. Tugas kita adalah memperbanyak event seni budaya, sport tourism , agar wisatawan tinggal lebih lama di NTT.
Pembangunan industri pariwisata di NTT dinilai sulit berkembang karena wilayahnya luas dan akses pasar belum ada. Bagaimana Anda membalikkan opini ini menjadi peluang!
Kita harus kreatif menggagas event-event besar. Dunia pariwisata harus gaduh. Pariwisata bukan dunia tidur tapi dunia kerja. Menciptakan branding-branding besar sesuai ciri khas Flobamorata. Payung strategi branding pariwisata NTT sebagai korporasi dalam membangun brand. Penekanannya, NTT daerah kepulauan. Kaya akan potensi wisata serta aspek-aspek strategis lainnya. Pada tataran selanjutnya, kita terapkan strategi business level.
Apa yang Anda brandingkan di NTT untuk mencirikan sebuah wilayah dimana pariwisata sebagai kekuatan ekonomi!
NTT harus menjadi etalase mini market kepariwisataan Indonesia. Posisi NTT strategis, berbatasan dengan Australia dan Timor Leste, serta berada pada jalur pelayaran internasional. Ini dasar utama kita menetapkan branding pariwisata daerah, yakni NTT New Tourism Territory. Di Timor, misalnya, kita menggelar event tahunan Tour de Timor (TdT). Juga akan menggelar pacuan kuda internasional. Semangatnya, ketika menyebut Timor, dunia luar tahu ada TdT dan pacuan kuda. Selain mempromosikan potensi wisata di Timor, TdT juga memperkuat basis kerja sama segitiga emas Kupang-Dili-Darwin. Setiap daerah juga harus menggagas event-event tahunan. Misalnya, wisata berselancar di Rote Ndao. Pada 2016, Nemberala terpilih sebagai destinasi selancar terpopuler (Most Popular Surfing Spot) dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API). Ini yang kita brandingkan di Rote, selain destinasi alam seperti Bukit Manda'o.
Branding apa untuk Flores agar mendunia?
Branding besarnya saat ini adalah Tour de Flores (Tdf), Bulan Soekarno dan Parade Kebangsaan. Semua ini untuk mendukung branding-branding di daerah yang sudah mendunia agar pariwisata Flores gaduh terus. Misalnya, penangkapan ikan paus di Lembata, Semana Santa di Flotim, Sail Komodo di Labuan Bajo. Pemkab Ende juga bisa menggelar Festival Kelimutu, misalnya, seperti Festival Komodo yang dilakukan Pemkab Manggarai Barat. Demikian juga pemkab lainnya bisa menggelar festival budaya untuk mempromosikan daerahnya. Dulu, sebelum digelar Sail Komodo dan sekarang Festival Komodo, Labuan Bajo tidak hingar bingar seperti ini. Sekarang Komodo sudah mendunia.
Apa misi Tour de Flores dan Bulan Soekarno?
Event-event pariwisata berinvestasi jangka panjang. Tidak seperti pembangunan fisik, hari ini bangun, besok lihat hasilnya. Tour de Flores (TdF) menjadi kalender tetap Union Cycliste International (UCI), induk organisasi internasional olahraga balap sepeda. Artinya, TdF menjadi event internasional setara dengan Tour de France, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan sebagainya. Jadi, 'harumnya' TdF ini dihirup dunia internasional karena brandingnya sudah mendunia. Contoh, Tdf 2016, sejak digulirkan pada 19 Mei 2016, digunjingkan oleh 231 juta netizen di jagad maya. Jadi, TdF ini merupakan cara paling cepat dan mudah untuk memperkenalkan pariwisata Flores ke penjuru dunia. TdF tidak semata-mata meraup manfaat ekonomi, namun ada nilai-nilai lain yang dibangun terkait diplomasi internasional. TdF tempat berkumpulnya ratusan pebalap dunia sehingga memancing minat pebalab lain untuk ikut serta. Bulan Soekarno dan Parade Kebangsaan di Ende bertujuan memperkuat branding Ende sebagai Kota Pancasila. Bulan Soekarno merefleksikan diorama perjalanan Bung Karno saat dibuang ke Ende tahun 1934-1938. Semua inovasi ini dibuat untuk memperkuat marketing dan promosi pariwisata kita.
Apa dampak nyata TdF yang saat ini dinikmati masyarakat?
Banyak sekali. TdF sebagai alat bargaining dengan pemerintah pusat. Hasilnya kelihatan. Kementerian Perhubungan RI, misalnya, mengucurkan dana Rp 70 miliar untuk memasang dan memperbaiki rambu dan pembatas jalan dengan jurang di lintas Flores agar peserta TdF nyaman selama balapan. Kementerian Informasi dan Komunikasi juga membangun 32 tower dari Maumere sampai Ende mendukung TdF di bidang komunikasi dan teknologi. Delapan unit tower lainnya dibangun di Manggarai. Nilainya miliaran rupiah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga memperbaiki ruas jalan nasional dari Larantuka hingga Labuan Bajo dan ruas Aegela-Mbay sepanjang 35 kilometer, dengan kisaran biaya Rp 30 miliar-Rp 40 miliar setiap kabupaten. Keuntungan lain dari TdF ini, bahan makanan dan makanan jadi dari masyarakat lokal dibeli pihak hotel, restoran, dan wisatawan. Paling tidak, sebagian besar bahan makanan dan makanan jadi yang dikonsumsi wisatawan dipasok masyarakat lokal. Pelancong membeli suvenir produksi masyarakat lokal. Pengusaha lokal juga dapat menyediakan transport. Paling tidak sepeda motor untuk ojek. Pariwisata bukan kegiatan eksploitatif. Daya tarik wisatawan justru pada alam yang lestari, panorama yang indah, hutan, air, dan laut yang tidak tercemar. Pada pelayanan hotel, restoran, toko, dan penduduk yang ramah.
Kita ke Sumba. Akan digelar Parade 1001 kuda sandel dan atraksi 2017 penenun. Apa tujuan yang dicapai dari dua event akbar ini!
Festival Sandalwood berupa parade 1001 kuda dan Atraksi 2017 Tenun Ikat Sumba untuk memantapkan branding NTT yaitu New Tourism Teritory sebagai coorporate strategy. Parade kuda ini sebagai branding untuk mengangkat destinasi wisata Pulau Sumba secara domestik dan mancanegara. Pulau Sumba bukan saja memiliki alam, budaya, wisata bahari dan atraksi pasola, tetapi kuda merupakan bagian dari budaya sejak nenek moyang dan habitat serta ekosistem terbesarnya ada di Sumba. Juga sebagai upaya melestarikan kuda sandel dan menginkubasi munculnya sumber ekonomi baru di bidang pariwisata dan peternakan.
Parade 1001 kuda, apa saja item penilaiannya?
Panitia menyiapkan tiga pos penilaian (pos start, pos kilometer dua dan pos finis). Penilaian lomba dan juara secara grup/tim/kelompok. Tim peserta harus kompak berupa kerapihan berbaris (peserta berbanjar dua) sejak pelepasan dari garis start, setiap grup memiliki yel-yel atau pekikan adat. Konfigurasi barisan kuda dalam kelompok berdasarkan warna kuda (eye catching). Selain itu, durasi waktu parade tercepat sejak garis start. Ada juga penilaian untuk kategori unik dan tata hias/rias kuda dan joki. Salah satunya improvisasi/atraksi penunggang kuda dan kudanya pada pos penilaian (wajib tidak membahayakan penonton dan peserta). Selain itu, tata rias/hias kuda serta pakaian adat penunggang.
Apa kegiatan pendukung menyemarakkan Festival Tenun Ikat Sumba?
Pembukaannya dimeriahkan tarian kolosal 200 penari, mengusung tema, "Sejarah dan Budaya Sumba Untuk Negeriku." Tarian ini menceritakan sejarah dan budaya masyarakat Sumba untuk bersatu memajukan Pulau Sumba. Festival tenun ikat juga disemaraki pameran dan bazzar lokal menampilkan produk dan inovasi tenun ikat, UKM, jasa dan produk penunjang pariwisata lainnya di Sumba, NTT dan luar NTT. Kita targetkan pameran diikuti 116 peserta, mulai dari dekranasda se-NTT, luar NTT, BUMN, perusahaan swasta, developer, UKM hingga NGO. Pada 14 Juli 2017 digelar workshop membahas cara meningkatkan kualitas serta melestarikan tenun ikat Sumba, membangun jiwa kewirausahaan/bisnis dari perajin menjadi pengusaha tenun ikat dan strategi pemasarannya. Workshop kita targetkan 100 peserta (penenun, ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa se-Sumba).
Event besar apalagi yang digagaskan untuk gaduhkan pariwisata NTT ke depan!
Kita gelar lomba perahu layar internasional menguatkan branding wisata bahari. Juga menggelar pacuan kuda internasional di Timor dan Sumba. Lomba perahu layar, saya konsepkan tiga rute, (1) Alor-Dili-Atapupu-Wini, Naikliu-Rote, (2) Sabu Raijua- Sumba Timur-Sumba Tengah-Sumba Barat-Sumba Barat Daya-Labuan Bajo, (3) Reok-Riung- Ende (Pantai Utara), Maumere-Larantuka-Lembata. Untuk lomba pacuan kuda, kita kerja gandeng Pordasi NTT.
Apa target dari lomba pacuan kuda itu?
Ya, untuk mendorong pemanfaatan kuda sebagai sarana transportasi wisatawan di Sumba, Flores, Timor. Potensi ternak kuda di NTT sangat menjanjikan sehingga konsep menjadikannya sebagai sarana transportasi wisatawan bukan muluk-muluk. Harapannya, memberi manfaat ekonomi bagi pemilik ternak kuda di daerah wisata. Nantinya, transportasi kuda difasilitasi agen perjalanan setempat.
NTT juga kaya wisata bahari, bagaimana Anda mengembangkannya menjadi wisata minat khusus?
Sudah saatnya kita kembangkan wisata minat khusus untuk memperkaya wisata bahari kita sambil diving, snorkeling, trekking. Ini bagian dari sport tourism yang saat ini digandrungi wisatawan. Baru-baru ini kita gelar lomba trekking di TTS dan Ende (Gunung Meja). Peminatnya banyak. Tujuannya menanamkan nilai-nilai sportivitas, perjuangan, kerja sama tim, kemampuan memecahkan masalah dan menanamkan rasa cinta lingkungan. Kini, lebih dari 90 negara di dunia mengembangkan whale waching tourism, wisata minat khusus menonton ikan paus. Perairan Laut Sawu selain sebagai tempat migrasi ikan paus dari Lautan Hindia, Laut Australia, Laut Banda, juga memiliki kekayaan biota laut, serta ada 20 jenis ikan paus berseliweran setiap saat. Potensi ini kita jadikan kekuatan untuk kembangkan wisata minat khusus.
Sebanyak 18 jenis ikan paus rutin mondar-mandir di perairan NTT. Apakah Anda akan meng-create khusus wisata menonton paus!
Kita sedang sosialisasikan draf rencana pengembangan dan bisnis menonton paus dan lumba-lumba kepada sejumlah stakeholder di NTT. Kita intens menjaring masukan untuk penyempurnaan draf itu. Perairan laut NTT sangat dalam tempat perlintasan 18 jenis paus, termasuk dua spesies karismatik yaitu paus biru (Balaenoptera Musculus) dan paus sperma (Physeter macrocephalus). Paus spesies karismatik dilindungi regulasi internasional sehingga wisata menonton paus diarahkan untuk mendidik masyarakat memelihara dan mengonservasi biota laut.
Bagaimana Anda menghidupkan ekonomi NTT yang berbasis kreativitas?
Kita kembangkan bakat, kreativitas dan inovasi para pemuda. Perpaduan kognitif, afeksi dan psikomotorik dalam mengelola gerak tari dan musik yang indah dinikmati dan ditonton akan menjadi kekuatan ekonomi baru NTT ke depan. Eksibisi seni tari, musik dan sebagainya tidak lagi hanya menyalur hobi, bakat dan simbol identitas budaya, tetapi menjadi komoditas ekonomi yang layak dipasarkan kepada wisatawan. Seni musik dan tari adalah bagian dari ekonomi kreatif yang dari dulu sampai sekarang tidak saja mengekspresikan kreasi budaya atau simbolisasi identitas tetapi sudah menjadi kekuatan ekonomi baru. Dinas Pariwisata NTT juga menggali potensi anak-anak muda dalam bidang perfilman sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Misalnya, menggelar workshop teknikal perfilman.