BIADAB, Inilah Sosok Tjipto Yhuwono, Kepsek SD yang Tega Setrum 4 Muridnya
Menurut Tjipto, aksinya itu memang murni sebagai terapi, bukan sebuah hukuman.
Zubaidah mengaku masih belum mengetahui alat itu berasal dari mana. Apakah dibuat sendiri oleh pihak sekolah atau didapat dari pihak lain.
"Masih dalam evaluasi alat dari mana," katanya saat ditemui seusai Upacara Hari Pendidikan Nasional di Balai Kota Malang, Selasa (2/5/2017).
Namun demikian, Zubaidah memastikan bahwa tegangan listrik pada dua papan kecil itu rendah.
"Tegangan listrik rendah juga sebenarnya," katanya.
Menurutnya, alat itu masih diujicobakan sehingga hanya ada empat siswa yang dilakukan penyetruman.
"Karena itu memang masih diujicobakan," jelasnya.
Untuk kelanjutan kasus itu, pihaknya masih mengumpulkan sejumlah bukti. Termasuk memanggil kepala sekolah, orangtua siswa dan siswa yang mengalami penyetruman.
"Kami sudah memanggil. Orangtuanya juga sudah. Siswanya juga sudah. Tapi masih dalam menghimpun bukti-bukti dan sejauh mana ketidakbenaran alat itu dan kebenarannya," katanya.
Sebelumnya, RA, salah satu siswa di SDN Lowokwaru 3, Kota Malang, mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya, Tjipto Yhuwono.
Didampingi orangtuanya, Anita, RA mengaku bahwa penyetruman dengan tujuan terapi itu membuat sejumlah organ tubuhnya ngilu, bahkan hidungnya mimisan.
Penyetruman itu terjadi pada Selasa (25/4/2017) pekan lalu. Menurut RA, ada empat siswa yang disetrum. Selain dirinya, rekannya, MK, MZ dan MA juga mengalami hal yang sama.
Penyetruman itu dilakukan dengan menggunakan dua papan kecil yang dialiri tegangan listrik. Satu papan untuk tempat siswa dan satu papan lainnya untuk kepala sekolah.
Selama proses penyetruman, kepala sekolah memegang tespen untuk melihat tegangan listrik yang masuk ke tubuh siswa.
Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Tjipto Yhuwono belum bisa dikonfirmasi terkait kasus itu. Kepada Kompas.com, ia mengaku masih dipanggil oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Malang. (Tribun Medan.Com)