Tidak Nyaman Melintas dalam Kali, Sopir dan Warga Minta Bangun Jembatan Bailey di Takari
Para sopir bus dan travel Kupang - Soe, Kefa dan Atambua mendesak Pemprov NTT untuk membangun jembatan Bailey, yakni jembatan cadangan dari konstruksi
Penulis: Julius Akoit | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Juliaunus Akoit
POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Para sopir bus dan travel Kupang - SoE, Kefa dan Atambua mendesak Pemprov NTT untuk membangun jembatan Bailey, yakni jembatan cadangan dari konstruksi baja ringan yang bisa dipindah-pindahkan di samping Jembatan Bokong I yang ambruk 5 April 2017 lalu.
"Supaya kendaraan melintasi di jembatan cadangan itu. Bukan melintasi dalam Kali Enokenpuaf, yang rawan karena sewaktu-waktu diterjang banjir," jelas Om Minto Tefa, salah satu sopir bus Kupang - Kefa, saat ditemui di Oesao, Selasa (18/4/2017).
Tefa mengaku heran, ketika pihak Bina Marga NTT cuma membuat crossway di dalam Kali Enikenpuaf di Kelurahan Takari.
"Musim panas, crossway aman digunakan namun sekarang hujan masih mengguyur. Banjir terus mengancam. Karena itu harus bangun jembatan Bailey, yaitu jembatan cadangan," tukasnya berharap didukung beberapa sopir bus lainnya.
Sementara itu Ny. Martha Nenometa dan Ny. Sinta Nabuasa, dua pedagang yang sering berjualan di Pasar Takari, meminta Pemprov NTT membangun jembatan cadangan (Bailey) di samping Jembatan Bokong I yang ambruk.
"Supaya lalu lintas jadi lancar dan tidak mengantri berjam-jam karena banjir menutupi jalan alternatif yang melintasi dalam Kali Enokenpuaf itu," pinta Nabuasa dan Nenometa.
Catatan Pos Kupang, sejak Jembatan Bokong I di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, ambruk tanggal 5 April 2017 lalu, sudah dua kali kendaraan terpaksa antri berjam-jam karena jalan alternatif dan crossway ditutupi luapan banjir yang melintasi Kali Enokenpuaf. Yaitu tanggal 6 April 2017 dan tanggal 17 April 2017.
Sebelumnya diberitakan, lalu lintas kendaraan, barang dan manusia dari Soe, Kabupaten TTS menuju Kupang, Kabupaten Kupang dan sebaliknya lumpuh total Rabu (5/4/2017) mulai pukul 15.30 wita.
Pasalnya, Jembatan Bokong I di ruas Jalan Timor Raya, Kilometer 69, di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, ambruk diterjang banjir dari Sungai Enokenpuaf dan Sungai Bokong.
"Banjir juga menghancurkan 102 hektar sawah dan merendam 32 rumah warga di Kelurahan Takari setinggi 1 meter sampai 2 meter. Dua rumah darurat hilang dibawa banjir. Itu data sementara," demikian laporan Habel Mbate, anggota DPRD Kabupaten Kupang melalui telepon genggam kepada Pos Kupang, Rabu (5/4/2017) malam.
Meski demikian tidak ada korban jiwa. Sedang korban ternak peliharaan masih didata oleh aparat pemerintah setempat.
Banjir menerjang dan merobohkan jembatan, kata Mbate, sekitar pukul 15.30 wita, setelah hujan lebat selama 4 jam tanpa berhenti.*