Ini Sejumlah Prestasi Dokter Ketut Dikenal Aktif Meneliti Stem Cell

Karena jabatan fungsional dan penelitiannya,menurut Sucoko, jam mengajar Ketut memang tidak sebanyak dosen-dosen pada umumnya.

Editor: Rosalina Woso
Tribun Bali/Dwi S/ Istimewa
I Ketut Suardita 

POS KUPANG.COM -- Tersangka pelecehan seks terhadap pelajar SMA berusia 16 tahun, yakni drg I Ketut Suardita SpKG PhD selama ini dikenal aktif dalam berbagai penelitian dan kegiatan kampus.

Oleh karena itu, pada 2015 Ketut Suardita terpilih menjabat sebagai Wakil Dekan untuk Urusan Kerjasama di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair).

Baca: Jabatannya di Unair Dicopot! Setelah Dokter Ketut Cabuli Pelajar Pria di Ruang Sauna

Kepala Tata Usaha FKG Unair, Sucoko yang baru 1 bulan menjabat, mengatakan bahwa dirinya mengenal Ketut sebagai peneliti.

Karena jabatan fungsional dan penelitiannya,menurut Sucoko, jam mengajar Ketut memang tidak sebanyak dosen-dosen pada umumnya.

"Secara tugas kependidikan, dia sudah melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Orangnya agak pendiam, namun terbuka dalam urusan pekerjaan, karena beliau mengurusi banyak kerjasama FKG Unair dengan pihak luar. Dengan dosen lain, saya lihat hubungannya juga biasa saja,"jelas Sucoko ketika ditemui Surya (Tribun Network) di Kampus A Unair di Surabaya.

Menurutnya, selain mengajar dan melakukan kegiatan kependidikan di Kampus A selama jam kerja, Ketut juga kerap ke Kampus C untuk mengurus penelitiannya.

"Dia peneliti, banyak mengurus jurnal ilmiah. Penelitiannya di Kampus C di gedung ITD (Institute of Tropical Desease)," jelas Sucoko.

Baca: Beginilah Kondisi JSB, Pelajar Pria Korban Pencabulan di Ruang Sauna!

Sejumlah mahasiswa Semester 6 FKG Unair mengungkapkan mereka beberapa kali bertemu Ketut dalam kegiatan fakultas.

Dalam seminar ataupun kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketut kerap hadir mendampingi atau menggantikan Dekan FKG.

"Bapaknya ramah kalau pas ada kegiatan. Suka senyum gitu," ungkap mahasiswa pria yang enggan disebut namanya.

Mahasiswa itu yakin dosennya tidak mungkin melakukan tindakan pelecehan seks.

Berita yang beredar, kata dia, masih belum mengungkapkan pembelaan dari dosennya.

Yunira Rosanita (23), mahasiswa koas FKG Unair, mengatakan pernah mengikuti kuliah yang diampu Ketut pada Semester 4.

"Waktu itu mata kuliah Konservasi Gigi. Bapaknya seperti dosen pada umumnya, cukup sibuk ya. Nggak dekat juga sama teman sekelas saya, karena tidak ada yang mahasiswa bimbingan beliau," ungkap Yunira.

Menurut dia, Ketut terlihat sebagai dosen yang sibuk.

Dengan jabatan fungsionalnya sebagai wakil dekan, Ketut sering terlihat bersama mahasiswa asing atau lembaga luar negeri untuk mengurusi kerjasama.

Di kalangan civitas akademika Unair, Ketut Suardita merupakan salah satu dari sekian dosen yang berprestasi.

Ketut merupakan pakar dalam tiga bidang riset

Menyadur dari buku '100 Pakar Menaburkan Ilmu Pengetahuan Untuk Memandirikan Bangsa' yang dikeluarkan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Unair, Ketut menamatkan S1 di FKG Unair.

Jenjang pendikan spesialis juga ia tamatkan di Unair.

Untuk jenjang doktoral, Ketut menamatkannya di Fakultas Kedokteran Gigi Hiroshima University, Jepang.

Tiga bidang riset yang ditekuni Ketut adalah ilmu konservasi gigi, kemudian rekayasa jaringan stem cell/sel punca (stem cell based tissue engineering), dan dental biomaterial.

Berkat kepakarannya dalam bidang tersebut, pria kelahiran Denpasar 26 November 1968 ini sudah mempublikasikan 31 penelitian baik di jurnal terakreditasi nasional maupun bereputasi internasional.

Publikasi penelitian itu mulai ia giatkan saat mengambil gelar doktor di Jepang.

Dalam salah-satu risetnya tentang stem cell, Ketut memprediksi bahwa metode konvensional untuk terapi konservasi gigi akan beralih menuju terapi regeneratif dengan didasarkan pada rekayasa jaringan atau tissue engineering.

"Stem cell adalah terapi regeneratif, bukan hanya memperbaiki sesuatu yang rusak. Bila gigi berlubang, biasanya ditambal dengan komposit. Kalau stem cell tidak. Kerusakan itu akan diregenerasi. Ke depan, bisa saja kita melakukan terapi pada gigi yang hilang. Jadi, menumbuhkan gigi bukan suatu yang mustahil," kata Ketut dalam buku itu.

Ketut yang mempunyai istri dan 2 orang anak ini juga aktif dalam asosiasi.

Ia tercatat menjadi anggota dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Ikatan Konservasi Gigi Indonesia.

Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Ketut juga melakukan pengabdian masyarakat.

Kegiatan yang pernah diikutinya adalah Bulan Kesehatan Gigi Nasional, pelatihan kesehatan gigi pada siswa Madrasah Desa Ketapan Rame dan pelatihan pencegahan kerusakan gigi pada guru SD Trawas, Mojokerto.

Ketut juga tercatat sebagai pemimpin redaksi (chief editor) pada Dental Journal, majalah Kedokteran Gigi FJG Unair.

Ketut mempunyai satu buku yang sudah diterbitkan yakni Penuntun Kepaniteraan Klinik Pendidikan Profesi. Buku yang keluar pada 2015 ini diterbitkan oleh Airlangga University Press.(Tribun Bali.Com)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved