Menakutkan, Saat Didekati Sang Pacar, Jenazah Markus Tlupun Menangis, Air Matanya Menetes

Hal aneh terjadi ketika didatangi seorang gadis, yang diyakini sebagai pacarnya Markus pada Selasa (4/4/2017) sekitar pukul 14.00 Wita.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
pos kupang/frans krowin
Keluarga Dominikus Higo Tlupun saat berada di rumah duka, Rabu (5/4/2017). 

POS-KUPANG.COM, LEMBATA --- Ada hal aneh saat Markus yang telah meninggal dunia Senin (3/4/2017) pukul 10.30 Wita.

Hal aneh itu terjadi ketika didatangi seorang gadis, yang diyakini sebagai pacarnya Markus pada Selasa (4/4/2017) sekitar pukul 14.00 Wita.

“Saat itu kami semua sudah siap untuk misa terakhir sebelum menghantar jenazah ke kuburan. Sewaktu sedang menunggu pastor, ada seorang gadis manis, datang dan masuk ke rumah ini. Anak perempuan ini langsung berdiri di dekat peti jenazah,” tutur ayah korban, Dominikus Higo Tlupun.

Saat itu, ungkap Higo, jenazah yang sudah siap dimakamkan, tiba-tiba menangis.

Jenazah meneteskan air mata sehingga kelopak matanya basah.

Baca: Kerasukan Arwah Berhari-hari, Markus Tlupun Akhirnya Meninggal Dunia

“Mungkin air mata itu sebagai ungkapan kesedihan melihat pacarnya yang datang, juga saat hendak meninggalkan kami untuk selamanya,” ungkap Higo berlinang air mata.

Ketika mengungkapkan kisah ini, Hugo sepertinya hilang keseimbangan.

Ia tak kuat menahan kepedihan hati ditinggal putra semata wayangnya yang pergi mengikuti mamanya yang telah meninggal tiga bulan sebelumnya, yakni Desember 2016.

Orang tua memperlihatkan foto Markus Tlupun yang meninggal setelah kesurupan.
Orang tua memperlihatkan foto Markus Tlupun yang meninggal setelah kesurupan. (POS KUPANG/FRANS KROWIN)

Seperti diberitakan, Markus Tlupun, pemuda tanggung yang sehari-hari tinggal di Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Kabupaten Lembata, meninggal dunia karena kerasukan.

Konon Markus dirasuki arwah ibunya Theresia Koban bersama arwah penasaran lainnya.

Kematian Markus karena kesurupan menghebohkan masyarakat Lewoleba umumnya.

Sebab kasus itu merupakan yang pertama kali terjadi dan aneh, seseorang bisa meninggal dunia karena kesurupan selama berhari-hari.

Kasus meninggalnya Markus Tlupun itu dibenarkan oleh ayahnya, Dominikus Higo Tlupun, ketika ditemui POS-KUPANG.COM, Rabu (5/4/2017).

“Benar, anak saya semata wayang itu meninggal karena kerasukan selama tiga hari berturut-turut,” ujarnya.

Ada pun hari-hari kritis yang dialami anaknya Markus, adalah Sabtu, Minggu dan Senin (1-3/4/2017). Pada Sabtu, korban mulai kesurupan dan kondisi itu berlangsung sampai maut datang menjemput pada Senin (3/4/2017) pukul 11.30 Wita. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved