Hebat, Operasi Prostat Tanpa Sayatan Pertama Kali Dilakukan di RSU Siloam Kupang

Operasi dilakukan terhadap dua pasien pembesaran prostat serta satu pasien dengan tumor pada kandung kemih.

Editor: Alfred Dama
Ist
dokter dan pasien di RS Siloam Kupang 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Maksi Marho

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Hari Rabu (15/3/2017), untuk pertama kalinya RSU Siloam Kupang melakukan operasi prostat tanpa sayatan atau yang dikenal dengan nama trans urethrol resection of prostate (TURP).

Operasi dilakukan terhadap dua pasien pembesaran prostat serta satu pasien dengan tumor pada kandung kemih.

Operasi dengan teknik dan teknologi ini kedepannya akan menjadi salah satu fasilitas layanan terbaru yang dihadirkan RSU Siloam kepada masyarakat NTT.

Menurut Direktur RSU Siloam Kupang, dr Hans Lie, M.Sc, selama ini masyarakat yang didiagnosa dengan pembesaran prostat (Benign Prostat Hyperplasia/BPH) atau masalah prostat lainnya, melakukan tindakan operasi dengan pembedahan atau dengan teknik sayatan pada perut bagian bawah.

"Hadirnya fasilitas layanan ini diharapkan dapat meningkatkan kemajuan perkembangan layanan kesehatan bagi masyarakat NTT yang selama ini mendambakan layanan dengan teknologi yang modern tanpa harus ke Bali, Jawa ataupun luar negeri," kata Hans.

Meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan di Nusa Tenggara Timur, kata dr Hans, menjadi salah satu komitmen RSU Siloam Kupang. Hal tersebut terlihat dari bertambahnya fasilitas kesehatan serta pelayanan oleh rumah sakit ke-21 yang tergabung dalam Siloam Hospital Group ini.

Sebagai satu-satunya dokter spesialis urologi di NTT, dr Eric Sebastian Hutauruk, Sp.U menambahkan, penanganan pembesaran prostat bisa dimulai dengan pemberian obat-obatan sampai tindakan operasi.

Secara garis besar, tindakan operasi prostat bisa dilakukan dengan dua cara yakni, teknik operasi dengan sayatan dan tanpa sayatan.

"Operasi tanpa sayatan dikenal dengan nama trans urethrol resection of prostate (TURP). Operasi kerok prostat memiliki keuntungan seperti, tidak ada sayatan pisau operasi, resiko pendarahan lebih ringan, proses penyembuhan lebih cepat, waktu rawat inap lebih singkat," kata dr Eric.

Proses operasi, kata dr Eric, akan dilakukan tidak lebih dari 60 menit dan pasien dapat berinteraksi dengan dokter operator saat operasi, karena pasien tetap sadar walau sudah dilakukan pembiusan.

Prostat akan dikerok menggunakan alat yang dimasukan melalui saluran kencing sehingga tidak diperlukan luka sayatan.

Setelah dilakukan operasi, kata dr Eric, pasien akan dirawat selama 3-4 hari dengan terpasang selang kencing atau keteter dan selanjutnya pasien bisa rawat jalan dan dilakukan pencabutan selang keteter saat kontrol di poliklinik.*

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved