Ingin Jadi Pramugari Maskapai Asing? Simak Penuturan Ajeng dan Jeany
Apalagi bekerja sebagai pramugari di maskapai asing, melayani penumpang berbagai bangsa dengan beragam karakter yang berbeda.
Sementara Jeany Dewi Wirjono (30), pramugari Silk Air yang juga berasal dari Surabaya ini awalnya melamar ke Silk Air karena mengaku bosan sebagai pegawai kantoran.
Senada dengan Ajeng, Jeany yang jebolan Kriya Tekstil ITB Bandung ini sama-sama mengaku coba-coba melamar sebagai pramugari atas anjuran seorang teman. "Coba-coba akhirnya lolos," kata perempuan yang sudah 4 tahun menekuni profesi pramugari di Silk Air.
Disinggung mengenai penghasilan yang diterima sebagai pramugari maskapai asing, keduanya cuma tersenyum. Namun mereka sepakat penghasilan sebagai pramugari memungkinkan mereka untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan tinggal di Singapura.
Ajeng dan Jeany mengaku kemampuan perempuan Indonesia menjadi pramugari di Silk Air tak kalah dengan warga negara lainnya. Bekalnya harus berani dan percaya diri.
Dalam seminggu bekerja mereka dapat libur 2 hari. Ajeng dan Jeany sama-sama mengisi waktu cuti dengan berlibur ke berbagai negara.
Jeany yang masih lajang ini mengaku mengisi cuti tahunan dengan berwisata ke berbagai destinasi menarik seperti Shanghai, Hanoi hingga Cebu.
Sementara Ajeng tahun ini akan berlibur ke Jepang bersama keluarga. Tentu transportasi udara gratis karena menggunakan Silk Air.
Keduanya belum terpikir sampai kapan berprofesi sebagai pramugari. Sedangkan Silk Air membatasi usia pramugari sampai 40 tahun.
Sampai saat ini Ajeng dan Jeany sangat menikmati pekerjaan sebagai pramugari di negeri tetangga. Menyukai pekerjaan, bertemu banyak orang, terbang ke berbagai negara dan bisa jalan-jalan... (I Made Asdhiana)