Kontraktor Mulai Perbaiki Tembok Penahan Jembatan Airbaun
Kontraktor PT. Mutis Eka Karya, mulai memperbaiki tembok penahan yang bolong dan ambruk di Jembatan Airbaun, Jumat (3/2/2017) siang.
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
POS-KUPANG.COM, OELAMASI -- Kontraktor PT. Mutis Eka Karya, mulai memperbaiki tembok penahan yang bolong dan ambruk di Jembatan Airbaun, Jumat (3/2/2017) siang.
"Jadi sebenarnya pekerjaan sudah dilakukan sesuai bestek. Cuma hujan lebat dan banjir bandang yang meluap sehingga terjadi kerusakan pada tembok penahan," jelas Paulus Un, salah satu staf pelaksana dari PT. Mutis Eka Karya.
Un mengatakan mestinya sepanjang arah timur ke hulu dipasang bronjong batu sepanjang 40 meter. Begitu juga ke arah hilir di sebelah barat.
"Sebab bila tidak, tembok penahan akan ambruk lagi karena banjir mengikis habis pinggiran sungai. Namun dalam perencanaan, pemasangan bronjong batu tidak pernah ada," jelas Un.
Sementara itu Kamis (2/2/2017) sore, Komisi C DPRD Kabupaten Kupang memantau langsung pekerjaan proyek jembatan Airbaun.
Dewan menemukan dugaan pekerjaan dilaksanakan kurang bermutu dan tidak sesuai bestek.
"Nanti ini dilaporkan ke DPRD NTT dan Dinas PU NTT di Kupang," kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe.
Ia berharap kontraktor pelaksana segera memperbaiki tembok penahan di ujung jembatan yang bobol itu.
Sebelumnya diberitakan, diiduga dikerjakan asal jadi, tembok penahan Jembatan Airbaun di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, ambruk dikikis banjir, Jumat (27/1/2017) pagi.
Proyek senilai Rp 3 Miliar lebih ini, juga belum rampung dikerjakan PT. Mutis Eka Karya. Padahal sudah dikerjakan sejak akhir bulan September 2016 lalu.
"Kami menduga, secara teknis dikerjakan asal jadi dan tanpa pengawasan dari Dinas PU Provinsi NTT," jelas Darwin Dethan dan Jems Nggili, dua tokoh masyarakat setempat.
Menurut pantauan mereka, tembok penahan di ujung jembatan ditutupi tanah tumpang saja tanpa batu dan kerikil. Dan tidak dipadatkan. Sehingga ketika hujan dan banjir datang, terkikis lalu ambruk tembok penahannya.
"Anak-anak kami kalau ke sekolah, mengharapkan jembatan ini. Supaya cepat sampai. Memangkas waktu. Kalau putus begini, terpaksa anak-anak harus memutar lewat Kelurahan Tarus baru sampai sekolah," jeluh Ny. Lina, warga setempat.
Ketua Forum Kuan Naek Pah Timor, Metu Oematan, yang dimintai komentarnya mengatakan tidak merasa heran apalagi terkejut jika menemukan kasus proyek fisik di Kabupaten Kupang yang memiliki usia pakai sangat pendek bahkan hancur sebelum digunakan.
"Terlalu banyak kasus proyek. Itu karena perencanaan sangat buruk dan pengawasan teknis apa adanya. Jadi bukan hal yang baru bahkan tidak membuat kami heran. Karena hampir semua proyek fisik di Kabupaten Kupang nasibnya seperti begitu," katanya.*