Kiai Ma'ruf Amin Minta Seluruh Kader PBNU Maafkan Ahok
Meski sudah dituding melakukan percakapan melalui telepon dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait desakan fatwa penis
POS KUPANG.COM, JAKARTA -- Meski sudah dituding melakukan percakapan melalui telepon dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait desakan fatwa penistaan agama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin dengan sikap legowo memaafkan sikap calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ucapan maaf tersebut dilontarkan di kediamannya kawasan, Koja, Jakarta Utara.
"Namanya orang sudah minta maaf masa tidak dimaafkan," kata Ma'ruf.
Selain memaafkan Ahok, KH Ma'ruf Amin juga meminta kader PBNU di seluruh Tanah Air untuk juga memaafkan Ahok. Menurut dia, kader PBNU harus tenang dan bisa menahan diri.
"Kami enggak ada yang musuh-musuhan," ucap Ma'ruf.
Senada dengan Ma'ruf, Wakil Ketua MUI, Zainut Tauhid juga mengatakan bahwa MUI tidak akan membawa permasalahan tudingan yang dilontarkan Ahok ke ranah hukum.
MUI kata Zainut melihat persoalan tersebut bukan perkara aduan melainkan pidana umum.
"Yang saya kira tanpa kami harus mengadukan, seharusnya dan sepatutnya pihak-pihak yang berwenang melanjuti proses ini," kata Zainut.
Dia menambahkan, persoalan ini bukan lagi persoalan Ma'ruf, melainkan publik.
Dengan demikian, kehadiran dari penegak hukum dinilai cukup dibutuhkan dalam rangka melindungi hak-hak warga negara.
Pendapat berbeda dilontarkan Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidlowi.
Ia menilai semestinya Ahok mendatangi KH Ma'ruf Amin, bertatap muka secara langsung untuk meminta maaf. Karena menurutnya hal itulah cara yang terhormat untuk memohon maaf.
"Permohonan maaf ya harus bertemu langsung Pak Kiai (Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin)," kata Masduki.
Cari Waktu
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku belum tahu kapan bisa bertemu langsung dan meminta maaf kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin.
"Kamu tanya penasihat hukum," kata Ahok.
Saat ditanya kapan bakal bertemu langsung, Ahok mengaku belum mendapatkan waktu yang tepat, di sela-sela kesibukannya berkampanye.
"Karena waktu ketemu belum ada, nanti pasti ketemu. Yang penting sudah disampaikan ke media lebih dulu," kata Ahok.
Sementara itu Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan kepada awak media mengenai maksud kedatangannya ke kediaman KH Ma'ruf Amin, Rabu malam.
Ia bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksamana datang menemui Ketua MUI dengan alasan karena sudah lama berteman baik.
"Saya datang bukan sebagai menteri tapi sebagai teman baik, teman yang sudah kenal lama. Hubungan saya dengan Nahdlatul Ulama kan sangat baik, beliau juga Rais Aam NU," ujar Luhut.
Dalam pertemuan itu, Luhut dan KH Ma'ruf Amin sepakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pak Kiai Ma'ruf dan saya sepakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian di Indonesia ini," ungkap Luhut.
Ketika ditanya apa saja yang dibicarakan pada pertemuan itu, ia menjawab bahwa tidak ada yang istimewa, hanya seputar peristiwa sehari-hari.
"Kiai Ma'ruf, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya kepada media, mengatakan ia memaafkan Ahok. Itu saja," kata Menko Luhut.
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo tidak tahu persis mengapa Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menemui Ketua MUI Ma'ruf Amin tadi malam.
Yang diketahui Johan Budi, berdasarkan penuturan langsung Luhut kepadanya, bahwa kedatangannya ke kediaman Ma'ruf Amin hanya karena keduanya saling kenal.
"Pak Luhut tadi pagi cerita ke saya, Pak Luhut secara pribadi kenal dengan KH Ma'ruf Amin," ujar Johan Budi.
Johan Budi mengaku tidak mendapatkan cerita detil dari pertemuan antara Luhut dengan Maruf Amin malam itu.
"Dia (Luhut) ngasih tahu tadi pagi, kalau dia datang ke KH Ma'ruf Amin dalam rangka personal," tutur Johan Budi.
Johan Budi kemudian menyanggah adanya keterkaitan pertemuan Luhut yang didampingi oleh Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya/Jayakarta itu terkait pernyataan Basuki Tjahaja Purnama yang menuding Ma'ruf Amin di persidangan.
"Tidak perlu dipersepsikan terlalu besar. Memangnya tidak boleh secara pribadi? Misalnya saya jubir yang enggak ada kaitannya, tiba-tiba bertemu karena saya kenal masak tidak boleh," ucap Johan Budi. (jar/nic/why/wly)