Mengunyah Makan Pelan-pelan Bikin Makan Lebih Sedikit?

. Rasanya ingin tambah makan lagi dan mencoba makanan yang lain. Akibatnya makanan yang dikonsumsi pun jadi berlebihan.

Editor: Rosalina Woso
Thinkstockphotos
Ilustrasi 

POS KUPANG.COM -- Membatasi asupan makanan merupakan salah satu bagian yang paling sulit saat ingin diet. Rasanya ingin tambah makan lagi dan mencoba makanan yang lain. Akibatnya makanan yang dikonsumsi pun jadi berlebihan.

Nah, untuk mengatasi kelebihan makan itu, mungkin Anda bisa menerapkan cara mengunyah yang lebih lama.

Menurut penelitian oleh Dr Xand van Tulleken, mengunyah lebih lama membantu seseorang makan lebih sedikit dari biasanya.

Tulleken melakukan penelitian dengan meminta 20 wanita makan satu piring pasta dalam porsi besar dan berhenti makan ketika sudah merasa kenyang. Sebagian wanita diminta mengunyah sebanyak 35 kali, sedangkan wanita lainnya sebanyak 15 kali.

Hasilnya, wanita yang mengunyah 35 kali akan makan 30 persen lebih sedikit dibanding wanita yang mengunyah 15 kali. Tulleken menghitungnya dari sisa makanan di piring.

Sisa makanan di piring itu ditimbang dan dihitung jumlah kalorinya. Hasilnya, mereka yang mengunyah lebih cepat atau sebanyak 15 kali, rata-rata menghabiskan 468 kalori, sedangkan yang mengunyah lambat hanya sekitar 342 kalori.

"Perbedaannya mencapai 126 kalori hanya dalam satu kali makan. Ini benar-benar luar biasa," kata Tulleken seperti dikutip dari Dailymail.

Tulleken mengatakan, umumnya seseorang mengunyah sebanyak 15-30 kali. Anak tetapi, orang yang obesitas diketahui memiliki kebiasaan mengunyah yang lebih cepat.

Selama ini, mengunyah pun hanya dikenal untuk membantu memecah makanan menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mudah dicerna.

Menurut Tulleken, proses mengunyah juga dapat memicu pelepasan hormon yang memberikan sinyal ke otak dan membuat perut terasa kenyang.

Tulleken percaya, proses mengunyah bisa memainkan peran penting dalam upaya penurunan berat badan yang tak pernah diduga sebelumnya.

"Ini membuktikan, mengunyah benar-benar aman dan terbukti sebagai diet yang tidak ada efek samping," kata Tulleken. (Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved