Berita Kemarin ini yang Layak Anda Baca, Yuan Jadi Patokan Rupiah dan Penampakan Sinyal Wi-Fi

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat saat ini tidak bisa lagi dijadikan patokan untuk mengukur ekonomi Indonesia

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Presiden Joko Widodo saat menghadiri pemusnahan barang bukti narkoba milik BNN di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (6/12/2016). Barang bukti yang dimusnahkan yakni 445 kilogram sabu, 190.840 butir ekstasi, 422 kilogram ganja kering, dan 323.000 butir pil happy five. 

POS KUPANG.COM, PALMERAH -- Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat saat ini tidak bisa lagi dijadikan patokan untuk mengukur ekonomi Indonesia. Oleh karenanya masyarakat sebaiknya juga mengukur nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain, seperti yuan renminbi (China).

Pernyataan Presiden Joko Widodo soal nilai tukar mata uang itu menjadi berita yang banyak dibaca hari Selasa kemarin (6/12/2016).

Pernyataan Presiden soal denda tax amnesty yang makin tinggi juga mendapat perhatian pembaca.

Selain itu ada pula temuan soal penampakan sinyal Wi-Fi dan kembali munculnya istri diktator Korea Utara di depan umum.

Apa saja kabar yang mungkin Anda lewatkan? Berikut lima berita pilihan kemarin yang perlu Anda baca.

1. Nilai Tukar Rupiah Diukur Pakai Yuan

Presiden Joko Widodo mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat saat ini tidak bisa lagi dijadikan patokan untuk mengukur ekonomi Indonesia.

Ia meminta masyarakat juga mengukur nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain, seperti yuan renminbi (China).

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menjadi pembicara kunci dalam Sarasehan 100 Ekonom yang digelar Indef, di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Jokowi mengatakan, pasca-terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, mata uang berbagai negara termasuk Indonesia mengalami pelemahan terhadap dollar AS.

Jokowi menilai, melemahnya nilai tukar tersebut harusnya tidak menjadi kekhawatiran besar.

"Menurut saya, kurs rupiah dan dollar bukan lagi tolok ukur yang tepat," kata Jokowi.

Sebab, lanjut dia, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat saat ini tidak begitu signifikan, hanya 10 persen.

Saat ini, lanjut Jokowi, China adalah mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan total ekspor mencapai 15 persen. Sementara itu, Eropa 11,4 persen dan Jepang 10,7 persen.

2. Penampakan Sinyal Wi-Fi

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved