Yonif Raider 641/Beruang Temukan 40 Patok Batas Negara Baru
Komandan Satgas Pamtas Yonif Raider 641/Beruang, Letkol Wisnu Herlambang usai acara panen ubi ungu di kebun percontohan satgas, Jumat (2/12/2016).
POS KUPANG.COM, ATAMBUA -Empat bulan lebih bertugas sebagai pasukan penjaga perbatasan RI-RDTL, Yonif Raider 641/Beruang telah melaksanakan berbagai tugas dengan baik. Untuk bidang patroli patok, satuan petugas (satgas) pengamanan perbatasan (Pamtas) ini telah melakukan patroli sepanjang garis perbatasan dan telah menemukan 40 patok batas negara (PBN) baru.
Hal ini diungkapkan Komandan Satgas Pamtas Yonif Raider 641/Beruang, Letkol Wisnu Herlambang usai acara panen ubi ungu di kebun percontohan satgas, Jumat (2/12/2016).
Dikatakannya, satgas ini memiliki tanggung jawab terhadap 482 obyek yang terdiri dari 278 patok batas negara (PBN), 23 CBDRF (common border datum reference frame) dan 181 BSP (Border sign post). "Semua patok sudah dipatroli. Kita menemukan 40 PBN baru yakni 11 buah di Pos Laktutus dan 29 di Pos Asumanu." ujarnya.
Dia mengungkapkan, selain menemukan 40 PBN baru, pihaknya juga telah menemukan kembali satu PBN yang dinyatakan hilang selama ini, yakni PBN no.B 101057 RI CO 4047-9801.
"PBN ini kita temukan di Pos Dilumil yang selama ini dinyatakan hilang. Kita temukan dalam kondisi baik," ujarnya.
Untuk bidang teritorial, lanjutnya, satgas berhasil mendapatkan penyerahan senjata api dari masyarakat sebanyak 22 pucuk yakni 12 pucuk springfield, enam pucuk rakitan laras panjang, tiga pucuk rakitan laras pendek dan satu meriam.
"Kita juga menggagalkan upaya penyelundupan 1.520 liter BBM dan satu unit sepeda motor honda revo," ungkapnya.
Terkait lintas batas, demikian, Herlambang, satgas mencatat setidaknya ada 26.686 orang melintas secara legal dari Indonesia ke Timor Leste dan sebanyak 26.647 dari Timor Leste ke Indonesia. Untuk pelintas ilegal dan dideportasi, sebanyak 39 orang dari Indonesia ke Timor Leste dan sebaliknya. (roy)
Sesalkan Penangkapan Dua WNI
Penangkapan dua WNI asal Kabupaten Belu, yakni Tomasia Elisa Tilman dan Antoneita Goncalves beberapa waktu lalu oleh UPF sudah bebas dari hukuman, karena melintas secara ilegal ke Timor Leste beberapa waktu lalu ternyata telah membuat Komandan Yonif Raider 641/BRU, Letkol Wisnu Herlambang sebagai Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-RDTL kecewa.
Kekecewaan ini disampaikan Herlambang pada acara Coffee break jajaran satgas dengan media di Mako Satgas, Umanen-Atambua, Jumat (2/12/2016). Dia mengatakan itu saat menjawab pertanyaan Pos Kupang menyangkut masalah pelintas ilegal di Batas RI-RDTL. " Kita juga kecewa dengan UPF (Unido Patruofomento Fronteira) kita sudah upayakan mengapa tidak dideportasi," ujarnya.
Menurutnya, ada perlakukan berbeda yang dilakukan UPF terhadap dua ibu WNI. Biasanya, lanjut Herlambang, ketika ada penangkapan warga yang melintas secara ilegal, harus dideportasi, bukannya malah diproses hukum.
"Maksimal untuk mem bawa ternak berkaki empat, termasuk babi itu lima ekor. Ini hanya tiga ekor tapi malah diproses. Biasanya kalau tangkap selalu koordinasi.Tapi ini berbeda. Saya sedang gali motif apa sehingga ibu berdua ini berbeda dengan lain? Kita harus tahu motifnya untuk antisipasi ke depan," katanya.
Tak hanya kecewa dan menyesalkan sikap UPF. Herlambang juga menyesalkan warga yang tidak berkoordisi atau melaporkan ke Pos Satgas untuk difasilitasi.
"Kita kecewa, harusnya kalau ada kepentingan adat harusnya lapor ke pos. Karena kita bisa bantu koordinasi. Ternyata sosialisasi kepada masyarakat soal lintas batas masih kurang. Kita minta kalau ada kesulitan lapor ke pos satgas. Sebagai bentuk kekecewaan dan kekesalannya, demikian Herlambang, dia melakukan aksi boikot kecil-kecilan yakni tidak menghadiri undangan untuk acara apapun dari pihak UPF di perbatasan. (roy)