Sayonara: Bye Bye Nachstes Jahr In Kupang

Saya akan menginformasikan tentang keindahan pantai Lasiana dan keindahan alam laut Flores terhadap masyarakat Hamburg, bye bye nachstes Jahr in Kupan

Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Sayonara: Bye Bye Nachstes Jahr In Kupang
istimewa
Para alumni foto bersama di halaman kompleks persekolah Katolik, Don Bosko Kupang, Sabtu (29/10/2016)

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Ferry Ndoen

POS KUPANG.COM, KUPANG - Reuni yang diisi dengan aneka kegiatan khususnya melestarikan permainan tempoe doeloe, serta workshop bagi siswa-siswi SDK Don Bosko selama 2 hari telah usai. Para alumni telah bergegas meninggalkan Kota Kasih Kupang.

Alumni yang berdatangan dari Jawa, Bali, dan mancanegara kembali dengan rasa haru. Anastasia alumni yang datang dari Elmshorn/Hamburg tak bisa menyembunyikan kekagumannya akan perkembangan Kota Kupang.

"Saya akan menginformasikan tentang keindahan pantai Lasiana dan keindahan alam laut Flores terhadap masyarakat Hamburg, bye bye nachstes Jahr in Kupang." kata Anas dalam sebuah
ungkapan penuh harap dari Anas sebelum bertolak ke Hamburg.

Dua hari di Kupang tidak berarti apa-apa karena anakku masih betah disini.

Tapi mengingat tugas sudah menanti rutin sebagai Notaris PPAT di Bekasi membuat Sondang harus angkat koper siang ini menuju Bandara Halim Perdana Kusuma.

Dihari terakhir kemarin kegiatan diisi dengan ibadah, wokshop/motivasi, performance siswa Don Bosko, pemberian cindramata kepada guru, staff dan penghargaan kepada mantan guru yang diserahkan kepada Frans Nuka mantan Kepala Sekolah Putra I dan Stanis Lawa mantan Kepala Sekolah Don Bosko 3.

Workshop yang diisi Dr.Antonius Anton Lie, SE,MM, Kepala Direktorat Human Capital and General

Administration PT Asuransi Central Asia Surabaya, perkenalan terhadap manfaat dan arti dari asuransi diharapkan dapat menambah wawasan para siswa dan Praktisi hukum Irma Hatu,SH lebih banyak berinteraksi dengan siswa, bagaimana cara menuju kesuksesan.

Sementara Ketua Yayasan Swastisari Rm. Rudi Tjung Lake,Pr. mengajak para siswa agar meneladani para senior yang selalu bersyukur setelah mereka berhasil.

Setelah bertahun-tahun melanglang buana meninggalkan almamater tapi mereka tetap ingat dan bangga dengan sekolahnya, ini teladan yang harus terus dipertahankan.

Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari fondasi yang ditanamkan sejak SD. Sementara itu Frans Nuka mantan Kepala Sekolah SDK Putra 1 dalam refleksinya menceriterakan sejarah sekolah yang didirikan tahun 1956.

Beliau masuk Kupang dari Nangaroro/Ngada tahun1964, sekolah ini sudah ada dengan nama SD Frater dibawah naungan Frater BHK (Bunda Hati Kudus).

Tahun 1968 Frater BHK meninggalkan sekolah ini dan sejak itu berubahlah menjadi SDK Putra-Putri 1 dan 2 dibawah naungan Yayasan Swastisari yang dipimpin P.Conterius,SVD dan bersamaan dengan itu lahirlah SMAK Giovanni Kupang.

Pada tahun 1980 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III (1978-1983) Dr. Daoed Joesoef berkunjung ke SDK Putra Putri Kupang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved