Petani Kopi Bajawa Diskusi Bersama Pemerintah

Para petani kopi dari Kecamatan Bajawa, Golewa dan Golewa Barat melakukan diskusi publik dengan Pemerintah Kabupaten Ngada, di Stand Dinas Pertanian,

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Alfred Dama
KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT
Ilustrasi petani kopi 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Teni Jenahas

POS KUPANG.COM, BAJAWA -- Para petani kopi dari Kecamatan Bajawa, Golewa dan Golewa Barat melakukan diskusi publik dengan Pemerintah Kabupaten Ngada, di Stand Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Jumat (30/9/2016).

Dari pemerintah dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Ngada, Paulus Soliwoa.

Wakil Bupati Ngada, Paulus Soliwoa mengatakan, pemerintah mendorong petani kopi dan unit pengolahan hasil (UPH) lewat bantuan dana senilai Rp 500 juta setiap UPH.

Pemberian bantuan itu mulai tahun anggaran 2017. Sedangkan bagi petani kopi, pemerintah bantu lewat kegiatan rehabilitasi kopi dengan target 200 hektare atau 200.000 pohon kopi.

Menurut Soliwoa, pemberian bantuan dana Rp 500 juta kepada UPH serta kegiatan rehabilitasi kopi menjadi prioritas satu Pemerintah Kabupaten Ngada di tahun 2017.

Bantuan dana kepada UPH itu untuk mengatasi kekurangan modal. Selama ini, UPH mengalami kekurangan modal saat membeli kopi dari tangan petani. Ketika UPH kekurangan modal, maka UPH tidak bisa membeli semua kopi dari petani.

Sementara petani terus menjual kopi gelondong setiap hari. Akibatnya, petani menjual kopi kepada tengkulak. Kopi yang dijual kepada tengkulak tidak diproses sesuai standar ekspor.

Semakin banyak kopi yang dijual kepada tengkulak maka semakin kecil jumlah kopi yang diproses oleh UPH yang layak ekspor.

Selain bantuan kepada UPH, pemerintah juga melakukan rehabilitasi tanaman kopi dengan target 100 hektare atau 100.000 pohon. Tujuan dari rehabilitasi itu adalah untuk memperpanjang usia kopi serta meningkatkan produktivitas.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (P3) Kabupaten Ngada, Ir Korsin Wea mengatakan, secara teknis, rahabilitasi pohon kopi dilakukan oleh para ahli pemangkas kopi.

Target yang direhabilitasi kopi tahun 2017 seluas 200 hektare atau 200.000 pohon. Dalam kegiatan rehabilitasi, para ahli akan turun ke kebun untuk melakukan pemangkasan kopi.

Para ahli pemangkas kopi ini berasal dari Puslit kopi dan kakao (koka) nasional yang berpusat di Jember, Jawa Timur. Saat rehabilitasi, ahli akan mengkaderkan petani, baik suami, istri maupun anak untuk bisa melakukan rehabilitasi kopi sendiri.

Pantuan Pos Kupang, acara diskusi publik dipandu Emanuel Djomba. Hadir saat itu, ahli citra rasa kopi nasional dari Puslit koka Jember, Yusianto, Kaban BP3KP, Ferdin Burah, Kabid Pariwisata, Ivan Botha dan pengurus koperasi MPIG. Diskusi berlangsung selama dua jam.*

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved