Angkut Sapi ke Jakarta Pakai Tiket

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ternak NTT, Daniel mengusulkan agar pengangkutan ternak sapi dari Kupang ke Jakarta dengan kapal tol laut menggunakan si

Editor: Alfred Dama
POS KUPANG/ROBERT ROPO
Ilustrasi 

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ternak NTT, Daniel mengusulkan agar pengangkutan ternak sapi dari Kupang ke Jakarta dengan kapal tol laut menggunakan sistem tiket seperti penumpang yang naik kapal penumpang Pelni.

Sementara pengusaha sapi lainnya meminta agar memperbaiki sistem pengiriman ternak sapi dan pengelolaan kapal tol laut yang mengangkut ternak sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Jakarta.

Usul para pengusaha sapi ini disampaikan dalam pertemuan dengan Inspektur Jendral (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Justan Ridwan Siahaan, didampingi Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Ternak Kementan, Vini Murfiani, Kamis (29/9/2016).

Pertemuan yang berlangsung di aula Dinas Peternakan Provinsi NTT dihadiri pejabat Dinas Peternakan NTT, PT Pelni, beberapa pengusaha ternak sapi dan instansi terkait lainnya.

Justan Ridwan dan Vini Murfiani turun langsung ke Kupang untuk membahas masalah pengangkutan sapi ke Jakarta guna mencari jalan keluar masalah pengiriman ternak sapi dari NTT ke Jakarta.

Dalam pertemuan ini, para pengusaha mengeluhkan sistem antarpulau ternak sapi dari NTT menggunakan kapal tol laut. Para pengusaha menyampaikan sejumlah usul dan saran agar sistem pengiriman sapi dan pengelolaan kapal tol laut bisa menguntungkan semua pihak, baik pedagang atau pengusaha sapi maupun petani sapi yang tersebar di seluruh wilayah NTT.

Daniel mengatakan, sistem pengelolaan kapal tol laut masih menjadi masalah. "Siapa yang boleh mengirim sapi melalui kapal tol laut dan siapa yang tidak boleh kirim, masih rancu," ujarnya.

Karena itu, kata Daniel, pengangkutan ternak sapi dengan kapal tol laut menggunakan sistem tiket. Dengan sistem tiket ini, lanjut Daniel, supaya petani peternak sapi juga bisa langsung menjual dan mengirim ternak sapinya melalui kapal tol laut setelah membeli tiketnya.

Pihak pengelola kapal tol laut, demikian Daniel, tinggal mengumumkan kapan kapal tol laut akan masuk dan sandar di pelabuhan.
"Pengalaman kita untuk kapal tol laut muatannya benar-benar dibatasi. Padahal, kapal masih mampu muat beberapa ekor sapi lagi. Mungkin perlu perbaikan menyangkut hal ini," kata Daniel.

Pengusaha sapi, Tono Sutami mengatakan, mengirim sapi menggunakan kapal tol laut memanfaatkan subsidi dari pemerintah. Namun, belum jelas betul, sapi yang dikirim itu semuanya diturunkan di Jakarta atau di tempat lain juga. Berapa jatah tiap pengusaha untuk boleh mengirim sapinya.

"Subsidi kapal tol laut untuk pengiriman ke Jakarta saja atau juga ke seluruh Indonesia? Masih simpang siur mengenai hal ini," kata Sutami.

Pengusaha sapi lainnya, Hilda Kota Diah, menambahkan, ia ikut saat peluncuran kapal
tol laut di Pelabuhan Tenau Kupang. Setelah peluncuran, pengusaha diharuskan mengisi form ke Kementerian Perhubungan.

Hilda mempertanyakan, apakah mengirim sapi menggunakan kapal tol laut hanya khusus untuk orang yang punya rekomendasi dari kementrian atau bagaimana?.

"Administrasinya banyak sekali. Kenapa harus dibatasi jumlah sapi yang dikirim dari setiap pengusaha? Belum lagi harus tunggu informasi izin dari kementerian, sehingga pihaknya harus antarpulaukan sapi lewat kapal kargo," kata Diah.

Pengusaha sapi lainnya, Haji Mahmud Aklis mengatakan, kehadiran kapal tol laut memang memberi manfaat bagi petani peternak sapi.

Namun, tegas Aklis, sistem pengelolaan kapal tol laut harus baik. Ia juga mengusulkan, kapal tol laut tidak perlu masuk ke Pelabuhan Wini dan Atapupu. Cukup melalui Pelabuhan Tenau Kupang saja.

Selain beberapa hal ini, masih banyak lagi yang dikeluhkan dan disarankan pengusaha sapi kepada pihak kementerian melalui Irjen Kementerian Pertanian RI, Justan Ridwan Siahaan, dan Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Ternak, Ririn Marfuani.

Usul para pengusaha ini dengan harapan sistem pengiriman sapi berlaku adil dan tidak memihak salah satu pengusaha sapi.

Dalam pertemuan ini, Kadis Peternakan NTT, Dany Suhadi, tidak hadir karena sedang bertugas ke luar daerah.

Sebelumnya, sebanyak 500 ekor ternak sapi dari Kupang yang hendak diangkut menggunakan kapal tol laut Kapal Cemara Nusantara I, Selasa (27/9/2016) batal dikirim ke Jakarta. Pasalnya, izin perpanjang kontrak antara PT Pelni dan Direktorat Jendral (Ditjen) Perhubungan Laut, yang berakhir September 2016 belum diperpanjang.

Kepala Operasi PT Pelni Cabang Kupang, Iwan Dasuki, ketika ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Rabu (28/9/2016) mengatakan, Pelni mendukung pengiriman ternak sapi dari NTT ke Jakarta sejak tahun 2015 lalu.

"Jadi, bukan kami (Pelni) tidak angkut ternak sapi dari Kupang ini. Kapal sudah datang Senin (26/9/2016) dan harusnya pengangkutan sapi Selasa (27/9/2016). Waktu mau angkut, pimpinan Pelni Pusat menyampaikan jangan dulu diangkut ternak sapi yang ada.
Alasannya, perpanjangan kontrak kapal belum dilakukan. Kami kan butuh operasional lapangan untuk anak buah kapal (ABK), kebutuhan makan minum, bahan bakar. Ini tidak semata-mata dibebankan pada Pelni, harus dari Ditjen Perhubungan Laut," jelas Iwan.

Direktur Utama (Dirut) PT Flobamor, Drs. Hironimus Soriwutun membenarkan sekitar 500 ekor sapi siap diantarpulaukan. "Untuk teknis mengenai operasional kapal itu bukan kewenangan kami, karena kami khusus sebagai penyedia ternak sapi. Begitu pihak Pelni menyampaikan kapal beroperasi maka kita atur pengiriman," kata Hironimus. (mar)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved