Inilah Aksi Protes 7 Model Tubuh Berisi di Pekan Mode London 2016

Sebanyak tujuh Model mendatangi London Fashion Week (Pekan Mode London)

Editor: Rosalina Woso
NEWS.COM.AU
Tujuh model plus-sized lakukan aksi protes karena keberatan dengan pekan mode london yang masih didominasi dengan model tubuh sangat kurus. 

POS KUPANG.COM -- Sebanyak tujuh Model mendatangi London Fashion Week (Pekan Mode London) untuk mengajukan protes terhadap pemilihan Model di pergelaran akbar mode tersebut.

Tujuh Model ini menganggap tidak benar keputusan para perancang busana dan label mode mempekerjakan Model yang terlalu kurus untuk memeragakan koleksi mereka di Pekan Mode London.

Para Model terlalu kurus dianggap memparadekan gaya hidup tidak sehat pada generasi muda. Selain itu, kehadiran Model tersebut bisa mempengaruhi citra diri wanita muda dengan cara tidak baik.

Aksi protes yang dilakukan tujuh Model anonim ini berlangsung di Brewer Street, Soho, Inggris, tepat di luar gedung berlangsungnya pekan mode.

Kehadiran mereka membuat lalu lintas di sekitar lokasi demosntrasi menjadi tersendat selama beberapa jam.

Para Model pendemo ini menginginkan agar para perancang busana lebih bijak dalam mengomposisikan Model di peragaan busana.

Meski kampanye citra diri positif sudah marak di berbagai media dunia, tetapi hanya segelintir perancang dan label busana yang memberikan dukungan.

Para praktisi mode, masih memilih dan mendominasi pentas peraga dengan kehadiran para Model dengan ukuran tubuh kurus yang tidak masuk akal.

Tujuh Model ini terdiri dari Kelly Knox (32) dan Iska Lawrence (25) dengan ukuran tubuh 14. Lalu, ada pula Jada Sezer (27), seorang Model dan mahasiswi program master.

"Industri mode selalu berargumen tetapi mereka tidak menyadari Model-Model yang terlalu kurus membahayakan kehidupan banyak orang, terutama generasi muda," ujar Sezer.

Sezer mengatakan rata-rata ukuran tubuh wanita di Inggris adalah 16. Namun, semua Model di peragaan busana berukuran nol dan menampilkan busana ukuran sampel yang begitu kecil sehingga sangat tidak masuk akal.

"Seharusnya, fashion itu bisa dinikmati oleh semua orang," pungkasnya. (Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved