Maskapai Penerbangan China Tawarkan Gaji Selangit
Maskapai-maskapai penerbangan China harus merekrut hampir 100 orang pilot tiap minggu dalam 20 tahun mendatang
POS KUPANG.COM, BEIJING -- Maskapai-maskapai penerbangan China harus merekrut hampir 100 orang pilot tiap minggu dalam 20 tahun mendatang guna menjawab permintaan yang melesat pesat.
Menghadapi kurangnya kandidat pilot di dalam negeri, maskapai menawarkan gaji selangit kepada pilot asing berpengalaman.
Mengutip Bloomberg, Kamis (18/8/2016), Giacomo Palombo (32), mantan pilot United Airlines mengatakan dirinya tiap minggu diberondongi tawaran untuk menjadi pilot Airbus A320 di China.
Maskapai Qingdao Airlines menawarkan gaji 318.000 dollar AS per tahun atau setara sekitar Rp 4,16 miliar. Sementara itu, Sichuan Airlines yang juga terbang ke Kanada dan Australia, menawarkan gaji 302.000 dollar AS per tahun atau setara sekitar Rp 3,95 miliar kepada Palombo.
Keduanya pun menyatakan akan menanggung pajak penghasilan Palombo di China.
"Ketika waktu untuk kembali terbang akhirnya datang, saya tentu akan mengamati maskapai-maskapai China dalam radar saya. Dari sisi finansial sangat menarik," ujar Palombo, yang kini menjadi konsultan di McKinsey & Co.
Menurut data Airbus Group Co, lalu lintas udara China naik hampir empat kali lipat dalam dua dekade mendatang. Ini membuat China sebagai pasar penerbangan tersibuk di dunia.
Dave Ross, CEO Wasinc International mengatakan, dengan tawaran gaji bersih hampir 26.000 dollar AS per bulan atau setara sekitar Rp 340 juta, para pilot dari negara berkembang termasuk Brasil dan Rusia meningkatkan gaji mereka hingga empat kali lipat di China.
Wasinc adalah perusahaan perekrutan yang memiliki klien hingga selusin maskapai penerbangan China daratan, termasuk Chengdu Airlines, Qingdao Airlines, dan Ruili Airlines.
"Ketika kami bertanya kepada maskapai, 'berapa orang pilot yang Anda butuhkan?', mereka menjawab, 'Oh, kami bisa mengambil sebanyak-banyak yang Anda bawa. Hampir tidak terbatas," ungkap Ross.
Dunia penerbangan kini sangat digemari di China, di mana jumlah maskapai meningkat 28 persen menjadi 55 maskapai dalam lima tahun terakhir.
Dengan jumlah penumpang meningkat 11 persen pada tahun 2015, maskapai pun menjadwalkan semakin banyak penerbangan untuk memenuhi permintaan.
Banyaknya jumlah maskapai penerbangan berbiaya rendah mendorong permintaan pesawat jet single-aisle seperti Airbus A320 yang mampu mengangkut 180 orang penumpang.
Semakin banyaknya penerbangan pun akhirnya membuat kebutuhan akan pilot semakin besar pula.
Menurut Liz Loveridge yang bertanggung jawab atas perekrutan untuk China di Rishworth Aviation di Auckland, Selandia Baru mengatakan, penawaran gaji dengan besaran selangit adalah satu-satunya opsi untuk maskapai baru.