Makin Banyak Anak Terlibat Curanmor di Kupang

Kondisi ini menambah daftar makin menonjolnya persoalan moral yang melanda anak-anak di NTT.

Editor: Alfred Dama
Pos Kupang/ Juan Seli Tupen
Para tersangka Curanmor saat gelar Press Release pengungkapan dan penangkapan terhadap sindikat pelaku pencurian sepeda motor di Polres Kupang Kota, Rabu (20/7/2016). 

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Mulai banyaknya anak-anak di bawah umur yang masih sekolah terlibat dalam kasus pencurian sepeda motor di Kota Kupang patut disayangkan.

Kondisi ini menambah daftar makin menonjolnya persoalan moral yang melanda anak-anak di NTT.

"NTT dilihat dari sisi prestasi pendidikan berada paling buntut. Kalau NTT menonjol dengan masalah keterlibatan anak dalam pencurian sepeda motor maka kerusakan moral yang terjadi sangat disayangkan. Dengan kata lain, prestasi minim tapi menonjol persoalan di kerusakan moral," ujar Sekretaris Komisi V DPRD NTT, Anwar Hajral, ST yang ditemui di Kupang, Senin (1/8/2016).

Ia mengatakan kemajuan teknologi saat ini berpengaruh pada kondisi pendidikan di NTT. Salah satunya makin menonjolnya masalah asusila dan sosial yang terjadi pada anak-anak sekolah di NTT. "Untuk itu kami mendorong pemerintah agar memperhatikan pendidikan moral bagi anak-anak dengan sekolah berkarakter," kata Anwar.

Menurut Anwar, pemerintah perlu memikirkan lagi bagaimana mengedepankan persoalan budi pekerti akhlak di dunia pendidikan. Apalagi pendidikan moral dan agama hanya dua jam saja diajarkan di sekolah. Sementara satu sisi interaksi antara siswa memiliki pengaruh yang tinggi terhadap moral anak-anak.

"Untuk itu pemerintah perlu merumuskan kembali bagaimana mengembalikan pendidikan moral lebih intens dan lebih banyak lagi bagi anak-anak sekolah. Pemerintah dapat berkaca dengan melihat metode pengajara masa lalu yang dapat menekan persoalan sosial bagi anak-anak sekolah," kata Anwar.

Ia menambahkan, persoalan moral bukan hanya tanggung jawab sekolah saja. Apalagi keberadaan anak di sekolah hanya mulau dari pukul 07.00 hingga pukul 13.00 saja. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius antar lingkungan dan orangtua.

Pasalnya, kedepan anak-anak akan menyambung estafet berbangsa dan negara.

Ia menyayangkan kalau dahulu fasilitas jauh dari sekarang tetapi murid memiliki semangat yang tinggi. Namun saat ini fasilitas lengkap tetapi semangat kurang. Kondisi itu terjadi lantaran anak-anak lebih banyak pertontonkan dari sisi yang lain.

Masalah teknologi berpengaruh masalah asusial dan sosial sesuatu yang sangat miris dengan kondisi pendidikan. (aly/lipsus)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved