Ingin Jadi Dokter Desa
Menjadi dokter dan mengabdi di desa adalah mimpi Savitry Rambu Maudy Djunaidi.
Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Gerardus Manyela
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Alfons Nedabang
MENJADI dokter dan mengabdi di desa adalah mimpi Savitry Rambu Maudy Djunaidi. Cita-cita ini tumbuh saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
"Sejak kelas VI SD saya ingin sekali menjadi seorang dokter. Untuk itu, saya selalu rajin belajar," ujar gadis yang biasa disapa Rambu ini, saat ditemui di kediaman orang tuanya di Kampung Baru, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Senin (27/6/2016).
Atas ketekunannya, anak pertama dari empat bersaudara, buah cinta pasangan Djunaidi Garib dan Imelda Christina Marshelina, SE, ini selalu meraih prestasi.
Saat berada di SDI Waingapu 1, lalu menjadi siswi SMPN 2 Waingapu dan siswi SMAN 1 Waingapu, Rambu selalu masuk sepuluh besar siswa-siswi berprestasi. Di SMAN 1, Rambu mengambil jurusan IPA. Dia tamat tahun 2016 dengan predikat sangat memuaskan.
Keterpanggilannya menjadi dokter semakin kuat ketika Rambu senantiasa berjumpa dengan warga desa yang bersusah payah mendatangi dokter di Kota Waingapu untuk memeriksa kesehatan.
"Ketika mengikuti orang tua berobat ke dokter, saya sering melihat orang-orang desa yang sederhana datang untuk berobat ke dokter di kota. Saya berpikir bahwa tidak hanya masyarakat kota tapi masyarakat di desa tentunya lebih membutuhkan tenaga dokter. Saya membulatkan tekad menjadi seorang dokter dan bertugas di desa melayani masyarakat yang membutuhkan uluran tangan tenaga medis," ujarnya.
Untuk mewujudkan mimpinya, saat ini Rambu mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Universitas Nusa Cendana-Kupang. Fakultas Kedokteran menjadi pilihan utamanya.
"Mudah-mudahan saja saya bisa lulus supaya cita-cita menjadi dokter terwujud," katanya sembari mengucap syukur karena kedua orang tuanya sangat mendukung mewujudkan cita-citanya.
Jika berhasil lulus SBMPTN Fakultas Kedokteran Undana, Rambu bertekad menyelesaikan pendidikannya tepat waktu, selanjutnya pulang ke Sumba Timur yang menjadi kampung halamannya, dan membangun dari desa bersama pemerintah dan masyarakat.
Lebih lanjut gadis kelahiran Melolo, 9 Juni 1998 memberi alasan memilih Fakultas Kedokteran Undana Kupang, ketimbang Fakultas Kedokteran lainnya yang ada di luar NTT.
Selain karena jaraknya dekat dengan Waingapu -hanya sekali penerbangan dengan harga tiket yang juga relatif murah -Rambu juga ingin memajukan lembaga pendidikan di NTT.
"Kalau fakultas kedokterannya ada di sini mengapa kita harus mencari ke luar NTT? Lagi pula sebagai warga NTT kita berkewajiban turut memajukan lembaga pendidikan yang ada di daerah kita seperti Undana. Menurut saya, Fakultas Kedokteran Undana -Kupang sudah memberikan manfaat yang besar dan positif terhadap kemajuan Provinsi NTT yang sama-sama kita cintai ini," kata Rambu.
http://10.130.44.6/displayimage.php?pos=-10462
(Savitry Rambu Maudy Djunaidi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/savitry_20160629_094056.jpg)