Fosil Mata Menge Ngada Lebih Tua dari Fosil Floresiensis
Fosil manusia purba yang ditemukan di wilayah Mata Menge, Desa Mengeruda, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, merupakan fosil tertua di Flores.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
Laporan Wartawan Pos Kupang, Teni Jenahas
POS KUPANG.COM, BAJAWA - Fosil manusia purba yang ditemukan di wilayah Mata Menge, Desa Mengeruda, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, merupakan fosil tertua di Flores. Dari hasil penelitian menyebutkan, fosil Mata Menge berusia 700 ribu tahun atau lebih tua dari fosil floresiensis yang ditemukan di Liang Bua, Kabupaten Manggarai. Penemuan fosil Mata Menge ini menunjukan manusia purba sudah hidup di Flores sejak 700 ribu tahun yang lalu.
Hal itu disampaikan peneliti, Dr. Gert van de Berg saat acara: "The International Media Release of New Human Fossils Excavated from Flores" di Kantor Pusat Survei Geologi Bandung, Rabu (8/6/2016).
Konferensi pers dihadiri staf Kementerian ESDM, Dr. Yunus Kusuma Brata, Kepala Kantor Pusat Survei Geologi Bandung, Muhamad Wafid; Bupati Ngada, Marianus Sae; Bupati Nagekeo, Elias Djo; peneliti, Dr. Gert van de Berg dan Profesor Fachroel Aziz.
Menurut Gert, fosil manusia purba yang ditemukan di Mata Menge merupakan fosil tertua di Flores dan pertama di cekungan Soa dengan usia 700.000 tahun. Fosil yang ditemukan pertama ini ada tiga jenis, yakni gigi lima buah, potongan tulang rahang bawah dan potongan kecil bagian tengkorak. Ukuran ketiga jenis fosil ini lebih kecil dari ukuran pada homo Floresiensis.
Menurut peneliti, fosil yang ditemukan di Mata Menge belum diberi nama, karena masih menghimpun sejumlah data. Untuk sementara, fosil Mata Menge dinamakan homo SP atau mirip dengan homo Floresiensis. Dilihat dari kemiripan bentuk fosil dan perjalanan homo erectus, fosil Mata Menge diduga masih satu keturunan dengan homo erectus yang berusia 1 juta tahun. (*)