Kontes Ternak tak Sekadar Pindah Tempat
Kegiatan yang oleh penyelenggara disebut sebagai terobosan baru setelah sebelumnya dilaksanakan
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Peternakan Provinsi NTT berencana menyelenggarakan kontes ternak dan pameran produksi peternakan di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, tanggal 26-28 Mei 2016.
Kegiatan yang oleh penyelenggara disebut sebagai terobosan baru setelah sebelumnya dilaksanakan di Waingapu, Ibukota Kabupaten Sumba Timur, tahun lalu itu akan diikuti peserta dari 22 kabupaten/kota di NTT.
Pelaksanaan kontes ternak di Pulau Flores ini tentu bukan sekadar pindah tempat. Artinya, karena kegiatan yang sama sudah dilakukan di Pulau Timor dan Sumba maka tahun ini harus dilakukan di Pulau Flores. Tapi hal lebih penting dari kegiatan tersebut adalah mendorong para peternak lokal agar lebih giat dalam memelihara ternak. Selain itu, ajang kontes ternak ini juga dapat dijadikan tempat belajar bagaimana cara memelihara ternak yang baik sehingga ternak yang dipelihara menghasilkan ternak yang berkualitas baik dan memenuhi standar untuk diantarpulaukan dan diekspor.
Apa yang dilakukan UPT Dinas Peternakan Provinsi NTT ini merupakan langkah baik dalam mendorong semangat para peternak di NTT. Tapi dalam urusan memelihara ternak ini masih ada begitu banyak problem yang berpengaruh terhadap sukses dan tidaknya program pengembangan ternak di NTT.
Salah satu persoalan yang dihadapi selama ini ialah tidak adanya ketersediaan pakan ternak. Kebutuhan pakan ternak bagi pengembangan ternak di NTT selama ini sebagian besar pakan yang tidak dibudidayakan secara khusus untuk pakan ternak. Lebih banyak mengandalkan pakan yang tumbuh secara liar dan sisa dari tanaman pertanian para petani.
Persoalan sulitnya mendapatkan pakan yang secara khusus dibudidayakan untuk kebutuhan makanan ternak juga berbeda- beda untuk setiap daerah. Di Pulau Flores misalnya, sempitnya lahan pertanian -- karena sebagian besar sudah dikapling -- menyulitkan para petani untuk menyediakan lahan khusus untuk menanam pakan ternak. Kondisi ini diperparah belum adanya kesadaran masyarakat menjadikan ternak sebagai sumber utama pendapatan untuk kebutuhan ekonominya. Akibatnya, lahan yang ada yang jumlahnya terbatas lebih banyak digunakan untuk tanaman pertanian dan perkebunan yang secara langsung memberikan hasil bagi pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Persoalan lain ialah keterbatasan air. Semua tahu iklim NTT sangat kering. Dalam setahun hanya tiga sampai empat bulan hujan, dan selebihnya musim kemarau. Kondisi ini juga menyulitkan para petani peternak di NTT mengembangkan secara khusus pakan bagi ternaknya. Salah satu solusi mengatasi persoalan ini, Pemerintah Provinsi NTT perlu 'menanam' air dengan memperbanyak embung-embung penampung air sehingga kebutuhan air untuk kebutuhan makluk hidup (termasuk ternak) dan pertanian selalu tersedia.*