Bunyi Lisung "Isuk-isuk" yang Hilang di Baduy Banten
"Duk..duk..duk..", begitulah suara yang dulunya kerap terdengar ketika pagi buta di Kampung Suku Baduy, Banten.
Editor:
Rosalina Woso
KOMPAS.COM / KRISTIANTO PURNOMO
Seorang anak dari suku Baduy dalam (kiri) duduk berdampingan dengan anak-anak dari suku Baduy luar di Kampung Kaduketug, Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa (1/3/2016). Orang Baduy hari-hari ini sudah mulai tersentuh modernitas dan mengalami perubahan baik dari cara berpakaian hingga memiliki barang-barang modern.
Ia berharap bunyi lisung yang nyaris tak terdengar lagi itu akan muncul lagi. Sebab, ia yakin bahwa Suku Baduy masih memegang teguh adat mereka.
Namun, yang menjadi masalah saat ini adalah lahan perladangan yang kini sudah terbatas.
Salah satu tokoh Baduy, Sarpin, mengamini perkataan Cecep. Menurut Sarpin, kini warga Baduy tetap berladang di lahan yang terbatas itu.
"Tetapi sekarang kami masih menjalani kehidupan berladang, itu merupakan kehidupan yang harus dilaksanakan. Setiap warga Baduy yang sudah menikah wajib berladang," tutur Sarpin. (Kompas.Com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/seorang-anak-dari-suku-baduy-dalam-kiri_20160409_112106.jpg)