NTT Menuju PON XIX 2016 di Jawa Barat
Sepak Takraw NTT Diperkenalkan Suku Bugis
Olahraga sepak takraw merupakan jenis olahraga campuran perpaduan sepakbola dan bola voli yang dimainkan di lapangan ganda bulu tangkis.
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com. Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM, KUPANG - Kehadiran olahraga sepak takraw di NTT seiiring kehadiran saudara-saudari kita suku Bugis-Makassar (Sulawesi Selatan) yang datang ke wilayah NTT.
Suku Bugis-Makassar dikenal paling suka bermain sepakbola dan olahraga dengan ketangkasan kaki mengolah bola dari kulit kayu tersebut. Olahraga ini sering dimainkan di tepi pantai.
Olahraga sepak takraw merupakan jenis olahraga campuran perpaduan sepakbola dan bola voli yang dimainkan di lapangan ganda bulu tangkis. Olahraga ini para pemainnya tidak boleh menyentuh bola dengan tangan.
Ketua Bidang (Kabid) Pertandingan Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) NTT, David Here menyampaikan hal ini saat ditemui Pos Kupang, Jumat (25/3/20016).
David menceritakan sejarah olahraga sepak takraw, olahraga permainan bola anyaman dari kayu yang menggunakan ketangkasan kaki untuk smes. Kini, sepak takraw berkembang bagus di NTT.
David menjelaskan, olahraga sepak takraw mulai ada pada era 1980-an yang ditampilkan oleh saudara-saudara kita dari Bugis-Makassar yang berdomisili di sekitar pesisir pantai Kelurahan Oesapa.
Beberapa warga asal Makassar, Sulsel yang eksis memperkenalkan permainan takraw pada era itu, antara lain Abdul Kadir, Haji Amran dan teman-temannya. Jadi, sepak takraw yang kini berkembang bagus di Tanah Flobamora, NTT berkat bakat yang dibawakan saudara-saudara kita dari Makassar, Sulsel.
Sedangkan sisi sejarah berdirinya organisasi olahraga sepak takraw, tutur David, tidak terlepas dari tokoh sepak takraw NTT, Drs. Jakobus Mone Ke, S.Pd, M.Si. Sekitar tahun 1992, Jack Mone Ke (saat ini Sekretaris PSTI NTT, Red) mengikuti Pekan Olahraga Wilayah (Popwil) cabang olahraga bola basket di Denpasar, Bali.
Saat itu, Jack menyempatkan diri menonton aksi para pemain sepak takraw yang sangat menarik baginya karena para pemain melakukan smash salto menggunakan kaki (gulung) yang dinilai sangat akrobatis. Pada saat menonton, Jack terinspirasi agar olahraga ini perlu dikembangkan di NTT, khususnya di Kupang. Saat tiba di Kupang, Jack melakukan pendekatan dan menghimpun beberapa teman untuk membentuk organisasi Persatuan Sepak Takraw (Persetasi) di NTT.
Setelah pembentukan organisasi diadakan pelatihan sepak takraw untuk mengikuti kejuaraan sepak takraw nasional tahun 1992. Maka dibentuklah Pengurus Daerah (Pengda) Persetasi NTT masa bakti 1992-1996. Ketua, Drs. M. Hembanbilu, dan Sekretaris, Drs. Jakobus Mone Ke.
Pasca terbentuknya pengurus, Persetasi NTT mengirim tim sepak takraw mengikuti Kejuaraan Nasional Sepak Takraw
"Andalas Cup" di Padang, Sumatera Barat. Hasilnya, tim sepak takraw NTT meraih peringkat VII nasional dari 11 provinsi peserta.
Pada tahun 1993, tim sepak takraw NTT kembali mengikuti Pra PON di Denpasar, dan hasilnya cukup menggembirakan karena meraih juara III sekaligus dinyatakan lolos PON. Namun keberangkatan ke PON diganti oleh tim takraw Bali sebagai tuan rumah.
Dengan kegairahan olahraga takraw yang mulai dikenal, maka Pengda Persetasi NTT rajin menggelar kejuaraan sekaligus mencari bibit pemain. Tahun 1994, Pengda Persetasi NTT melaksanakan kejuaraan terbuka antar-klub yang diselenggarakan di halaman STM Kupang. Dan secara rutin kejuaran sepak takraw terus digelar. Tujuannya, untuk memperkenalkan olahraga ketangkasan sekaligus menumbuhkan minat dan bakat olahraga takraw di masyarakat, terutama para pelajar.
Pada tahun 1995, Pengda Persetasi NTT kembali menggelar kejuaraan terbuka antarklub di Aula Brimobda NTT. Juga menggelar kejuaraan sepak takraw usia dini (SD/SMP) yang akhirnya melahirkan atlet yang mempu berprestasi di tingkat nasional dan internasional, yakni Leni Keraba dan Mery Wabang. Tahun 1996, Persetasi NTT mengikuti Popwil di Mataram dan meraih peringkat lima.