Bulutangkis
Beginilah Cara Christian Hadinata Memilih Atlet Bulutangkis
Nama Christian Hadinata tidak asing lagi di kancah bulu tangkis Tanah Air karena gelar legenda
"Jadi penerapannya seperti menggunakan feeling dan insting saja, dan ini sayangnya tidak ada di buku," kata Christian sambil tertawa.
Ia mengaku, sejak pertama kali melihat atlet bermain sudah bisa menilai apakah atlet itu berbakat atau tidak.
Dari cara atlet memegang raket, memukul bola, bergerak ke samping, service, drop shoot, dan smash, menurutnya sudah bisa terlihat peluang si atlet di masa datang. Apakah bisa berkembang atau justru stagnan karena tidak memiliki bakat yang bagus.
Hanya saja, untuk saat ini, ia menilai tidak bisa lagi hanya mengandalkan "bakat alam" seperti digunakan pada era sebelumnya.
Untuk memenangkan persaingan dunia saat ini yang semakin ketat, seorang atlet harus memiliki dua sekaligus yakni bakat dan juga harus dibuat menjadi juara.
Dengan kata lain, ayah Mario Hadinata dan Mariska Hadinata ini menyebut bahwa atlet masa kini itu bukan hanya ditemukan tapi juga harus diciptakan menjadi seorang juara.
"Zaman sudah berubah, dulu bakat alam bisa membuat jadi juara. Seorang atlet bagus bisa latihan sendiri dan mikir sendiri untuk jadi juara. Saat ini tidak bisa lagi, harus dua-duanya, juga ditemukan dan juga diciptakan, jadi tidak hanya cukup bagus tapi harus super bagus bahan bakunya," kata dia.
Kemudian, tak kalah penting lagi yakni dilatih oleh pelatih yang hebat karena akan semakin membuka peluang seorang atlet mencapai titik performa terbaiknya.
"Jika atletnya sudah berbahan baku bagus masih bisa juara meski pelatihnya biasa-biasa saja, yang sulit itu jika bahan bakunya kurang. Meski pelatihnya hebat, tetap akan sulit karena terdapat beribu kendala," kata dia.
Untuk memunculkan pelatih hebat juga bukan perkara mudah karena masih banyak pelatih yang dipengaruhi oleh cara lama yang enggan belajar mengenai sport science.
Padahal, menurut Christian, faktor keilmuan, gizi, dan psikologis atlet menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mencetak atlet selain menyiapkan fisik, teknik, taktik, dan strategi untuk bermain.
"Seperti Susi Susanti dan Mia Audina, itu contoh atlet berbakat yang mampu berprestasi cemerlang karena memang memiliki bakat. Coba bayangkan jika saat itu sudah dipadukan dengan sport science maka akan lebih maksimal lagi, bisa jadi bisa memiliki rentan karir lama," kata dia.
Bagi Rexy Mainaky, Christian Hadinata merupakan sosok berjasa dalam karir bulu tangkisnya hingga mencapai prestasi tertinggi di kancah olimpiade.
Bersama Ricky Subagja, Rexy mendapatkan predikat tim ganda bulu tangkis paling sukses di dunia internasional karena berhasil menyabet 30 gelar juara atau mengoleksi seluruh gelar juara kompetisi olah raga bulutangkis yang diselenggarakan selama dekade itu.
Christian Hadinata yang mempertemukan pasangannya, meski ketika itu Rexy Mainaky sudah berpasangan dengan kakaknya, Richard Mainaky.