Nancy Reagan dalam kenangan tokoh; setia suami sampai mati

Warisan Nancy Reagan, yang meninggal dunia dalam usia 94 tahun dianggap jauh lebih besar dan kompleks melewati masa delapan tahun kepresidenan suamia

Editor: Alfred Dama
REUTERS/Sam Mircovich/Files
Mantan ibu negara Amerika Serikat Nancy Reagan tersenyum saat ia melewati fotografer setelah Gubernur Texas George W. Bush memberikan pidato kebijakan luar negerinya di Ronald Reagan Library di Simi Valley, California, dalam arsip foto tanggal 18 November 1999. 

POS KUPANG.COM, JAKARTA -- Warisan Nancy Reagan, yang meninggal dunia dalam usia 94 tahun dianggap jauh lebih besar dan kompleks melewati masa delapan tahun kepresidenan suamiany, mendiang Ronald Reagan, yang dianggap banyak orang sebagai belahan jiwa abadinya sampai atma meninggalkan raganya.

"Dia memandang kami kekuatan yang menstabilkan Gedung Putih," kenang mantan menteri luar negeri Colin Powell yang menjadi penasehat keamanan pemerintahan Presiden Ronald Reagan kepada MSNBC-TV. "Beliau membuat kami makin yakin kepada apa yang tengah kami kerjakan."

Powel mengenang Nancy sebagai ibu negara yang tangkas dan penuh belas kasih.

"Dia tak pernah meneriaki orang. Namun jika menemukan ketidakpuasan di Gedung Putih, itu diberitahukan kepada kammi, dan kami segera menyelesaikannya," kata Powell.

Nancy Reagan bekerja di belakang layar dalam keputusan-keputusan maha penting yang dibuat Ronald Reagan, seperti bagaimana Ronald Reagan memimpin AS menghadapi hubungan yang eksplosif dengan Uni Soviet.

"Beliau mendorong suaminya untuk bersepakat. Bukan hanya menyepakati syarat-syarat mereka, namun juga syarat-syarat kami," kata pembawa acara kawakan NBC News Tom Brokaw kepada MSNBC.

Brokaw bahkan menyebut ibu negara yang satu ini telah menjadi salah satu dari dua atau tiga penasehat politik paling penting dalam pemerintahan Ronald Reagan.

Tak bisa dipisahkan

Powell lalu mengenang momen saat Nancy Reagan mengunjungi New York yang kerap dia kunjungi. Tak sampai satu hari, Presiden Reagan sudah merasa kesepian di Gedung Putih karena ditinggalkan Nancy ke New York.

"Pada hari ketiga (Nancy di New York). Kami diseru untuk ke New York (guna membawa pesan): 'Pulang.' Dia benar-benar merasa tidak lengkap tanpa Nyonya Reagan di sampingnya."

Powell melanjutkan, "Mereka berdua tak terpisahkan, baik jasmani maupun rohani."

Saat menjadi ibu negara, Nancy Reagan langsung aktif pada berbagai kegiatan dan isu, termasuk kampanye melawan narkotika.

Begitu Ronald Reagan memulai kekuasaannya pada 1981, Nancy melancarkan kampanye "Just Say No" untuk melawan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol di kalangan pelajar. Dan kampanyenya dianggap berhasil.

Segera setelah dia dan suaminya meninggalkan Gedung Putih, Nancy --bersama suami-- mendukung RUU Brady tentang pengawasan kepemilikan senjata yang diajukan setelah mantan sekretaris pers presiden lumpuh tertembak saat percobaan pembunuhan terhadap Reagan pada 1981.

Namun yang paling menonjol adalah kampanyenya melawan penyakit Alzheimer.

Sumber:
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved