Jaksa Pulbaket Gedung AdministrasiBandara UMK
Kami baru melakukan pulbaket. Belum ada BAP untuk pemberkasan. Setelah pulbaket kami lakukan pencocokan ke lapangan
POS KUPANG.COM, WAINGAPU -Kejaksaan Negeri Waingapu mengumpulkan bahan keterangan dan data (pulbaket) terkait pembangunan gedung Administrasi Bandar Udara Umbu Mehang Kunda (UMK) Waingapu yang diduga bermasalah.
"Kami baru melakukan pulbaket. Belum ada BAP untuk pemberkasan. Setelah pulbaket kami lakukan pencocokan ke lapangan. Setelah itu baru dilakukan penyelidikan. Prosesnya masih panjang," jelas Kepala Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri Waingapu, Ciprian Caesar, S.H saat dihubungi, Rabu (24/2/2016).
Menurut Caesar, pada tahap penyelidikan baru jaksa memanggil pihak terkait untuk diperiksa. Saat itu baru dilakukan BAP (berita acara pemeriksaan) untuk pemberkasan perkara.
Untuk kepentingan pulbaket, lanjut Caesar, jaksa sudah meminta keterangan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Supriyono dan Ketut selaku anggota tim PHO.
PPK Supriyono membenarkan telah dimintai keterangan oleh jaksa terkait pembangunan gedung administrasi Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu.
"Saya sudah diminta keterangan oleh jaksa, dua kali," kata Supriyono saat ditemui, Senin (22/2/2016).
Gedung administrasi Bandara UMK di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, baru dikerjakan. Namun kondisinya memprihatinkan, dampak pengerjaan yang tidak tuntas.
Belum selesai dikerjakannya gedung yang beralamat di Jalan Adi Soecipto (bukan Jalan Nusa Cendana) bisa terlihat dari luar pagar. Teras kantor belum beratap. Slop atas masih menempel papan-papan coran. Pintu dan jendela semuanya belum terpasang.
Saat melangkah masuk, tidak tiemukan taman yang dilengkapi lampu. Semakin ke dalam akan mendapati lantai yang belum terpasang keramik. Dinding belum dicat. Plafon dari tripleks juga belum dicat, terkecuali pada bagian sambungannya. Sebagian lampu listrik (downlat) belum terpasang. Kabel listrik menjuntai dari plafon, ada yang menyentuh lantai.
Panel listrik dan stop kontak juga belum terpasang di dinding. Pada titik-titiknya, ujung kabel tampak jelas terlihat. Partisi yang berfungsi sebagai pembagi sekaligus pembatas ruang juga tidak ada.
Gedung itu dilengkapi dengan tiga toilet, satu tempat washtafel dan mushola beserta tempat wudhu.
Di masing-masing toilet, terpasang dua clossed duduk warna putih. Instalasi air dan lainnya tidak terlihat di ruangan itu. Dinding toilet belum semua dikasih acian. Lantai juga belum dipasang keramik.
Di ruang washtafel berukuran sekitar 2 x 3 meter, hanya ada satu washtafel setinggi pinggang orang dewasa. Instalasi air tidak ada. Dinding ruangan juga belum semuanya dikasih acian.
Kondisi tidak jauh berbeda dijumpai di ruangan mushola dan tempat wudhu. Lantai tidak berkeramik. Dinding belum dicat. Instalasi air di tempat wudhu tidak terpasang.
Meski demikian, pihak Bandara UMK Waingapu memastikan realisasi fisik dan anggaran proyek sudah mencapai 100 persen.
Proyek dengan anggaran Rp 1,6 miliar bersumber dari APBN tahun 2015 ini, dikerjakan Fa. Danion Inti Sejahterah.
"Fisik saya pikir sudah 100 persen. Penyerapan anggaran juga sudah 100 persen dari yang dikontrakan," kata Supriyono. (aca)